Alhamdulillah..

Sabtu, 12 Maret 2011

UKHUWAH HIDAYAH


Adalah kisah,  antara Umar, Hudzaifah dan ‘Ali. Di suatu sore, “Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai Hudzaifah?” tanya Umar. “Wahai Amirul Mu’minin,” jawabnya, “pagi ini aku mencintai fitnah, membenci al haq, shalat tanpa wudhu, dan kumiliki sesuatu di bumi yang tidak dimiliki oleh Allah di langit.” Maka Umar marahlah mendengar jawab Hudzifah. Hudzaifah terdiam, tersenyum pada ‘Ali. Maka kata ‘Ali,”..Sungguh benar Hudzaifah, dan akupun seperti dirinya. Adapun kecintaannya pada fitnah,” lanjutnya, ”maksudnya harta dan anak-anak. Sebagaimana firman Allah : “Sesunguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah cobaan.” [QS At Taghaabun 64:15]

Serial Pilihan: Pilihan Hidup, Karena Hidup Itu Penuh Pilihan

     Pilihan Hidup, Karena Hidup Itu Penuh Pilihan
“Kita Selalu punya pilihan,” kata Peter Parker dalam salah satu adegan Spiderman. Ya! Hidup kita memang penuh dengan berbagai macam pilihan; pilihan hidup-pilihan mati; pilihan bahagia – pilihan sengsara; pilihan belajar—pilihan bermain, nonton TV; dan lain sebagainya. Termasuk saat ini, pilihan untuk membaca tulisan ini atau tidak.. hehe

Jika saat ini kita merasa bahwa diri kita penuh dengan kekurangan, berada dalam keterpurukan, ataupun kondisi buruk lainnya, maka sudah menjadi pilihan kita; untuk tetap berada dalam keterprukan itu ataukah ingin menjadi lebih baik, bangkit dari keterpurukan.

AMAL INSPIRASI! BAIKKAH ATAU BURUKKAH?

Inilah renungan buat diriku yang penuh dosa...

Pernahkah melakukan kesalahan?
Pernahkah melakukan kebaikan?
Pasti pernah!

Tapi,coba kita ingat?
Adakah kawan yang terinspirasi dari hal yang kita lakukan?-misal sederhana adalah menebar salam dengan senyum ketulusan- dari yang tlah kita tuliskan?- misal sederhana adalah kata-kata yang kita ketik dalam fb atau twiter-

“Siapa yang melakukan/memfasilitasi kebaikan,” kata Sang Nabi saw dalam sabdanya,”maka untuknya pahala kebaikan tersebut dan seluruh pahala orang lain yang ikut melakukannya, tanpa mengurangi pahala yang mereka dapat”.“Dan Siapa yang melakukan/memfasilitasi keburukan,” lanjut Sang Nabi,” Maka untuknya dosa keburukan   tersebut dan seluruh dosa orang lain yang ikut melakukannya, tanpa mengurangi dosa yang mereka dapat.”

Kamis, 24 Februari 2011

Kultwit Salim A. Fillah tentang Jodoh

Rizqi kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil lewat jalan halal ataukah haram, dapatnya segitu juga. Yang beda, rasa berkahnya;)

Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dari jalan halal ataukah haram, dapatnya yang itu juga. Yang beda, rasa berkahnya;)

Keduanya bukan tentang apa, berapa, atau siapa; tapi BAGAIMANA Allah memberikannya; diulurkan lembut & mesra, atau dilempar penuh murka?

Maka layakkanlah diri di hadapanNya untuk dianugerahi rizqi & jodoh dalam serah terima paling sakral, mesra, penuh cinta, berkah, & makna.

Rizqi & jodoh di tangan Allah. Tapi jika tak diambil-ambil, ya di tangan Allah terus;P Ikhtiyar suci & doa menghiba mendekatlan keduanya

Kultwit Salim A. Fillah tentang #Jihad

1. #Jihad berakarkan ‘al juhdu’; kesungguhan yang dikerahkan hingga batas kepayahan. Pada orang demikian; pertolongan Allah dekat & datang.
2. Pada kesempatan ini izinkan Salim batasi bahasannya pada; Apa Saja nan Termasuk Ruang Lingkup #Jihad; rasam diambil dari Ibn Al Qayyim.
3. Dalam Madarijus Salikiin, beliau golongkan #Jihad berdasarkan ‘lawan yang harus dihadapi’. Salim akan urai dengan tambahan keterangannya.
4. #Jihad-un Nafs, Jihadusy Syaithan, Jihadu Ahlil Ma’ashi wal Bida’ , Jihadu Ahlil Kufri wasy Syirki

Kultwit Salim A. Fillah tentang #Nabi

Kultwit #Nabi, hal-hal ‘pribadi’ dari Sang Nabi dari Asy Syamaail Al Muhammadiyah karya At Tirmidzi Shalih oleh @salimafillah

1. Perawakan Sang #Nabi tidak tinggi, tidak pendek. Rambutnya tidak keriting, tak pula lurus. Wajah beliau tidak bulat, bukan pula persegi.

2. Kulit Sang #Nabi cerah, putih kemerah-merahan. Rambutnya disisir ketika sebahu, digerai ketika sepapak daun telinga. Dahinya lebar.

3. Alis Sang #Nabi melengkung & panjang, tebal, nyaris bertaut di tengah. Di antara keduanya terdapat urat yang memerah saat beliau marah.

4. Bola mata Sang #Nabi indah & hitam, bulu matanya lentik menawan. Hidungnya mancung, bagian atasnya pancarkan cahaya. Kedua pipinya datar.

5. Janggut Sang #Nabi menggaris dari depan telinga, menebal menuju dagu. Mulutnya lebar, gigi-giginya besar, dari selanya memancar cahaya.

6. Dari bawah janggut Sang #Nabi beralur kebawah bulu-bulu halus, lewat leher, melebat di dada, melajur bagai tongkat hingga ke pusarnya.

Kultwit Salim A. Fillah tentang #Walimah

1. “Untuk tiap pernikahan , selenggarakanlah #Walimah” (HR Ahmad [5/359] Ath Thabrani [I: 112/1], dll)

2. Pengertian & fungsi #WALIMAH: “..Rahasiakan pinangan, UMUMKANLAH PERNIKAHAN..” (HR Ibnu Hibban [1285], Ath Thabrani (I: 1/69], dll)

3. Bentuk #Walimah; “..RasuluLlah utus saya utk mengundang orang-orang hadiri JAMUAN MAKAN..” (HR Al Bukhari IX/189-194, Al Baihaqi VII/260)

4. Alternatif tempat & acara #Walimah: “Umumkan pernikahan ini, adakan di Masjid, meriahkan dengan tabuhan rebana!” (HR Ahmad & At Tirmidzi)

Kultwit Salim A. Fillah tentang #SajakDhuha

Sajak Dhuha

Sepulang kuliah, siang ini, sambil berjalan menuju tempat ke kosan seorang kawan untuk menunggu kuliah kedua, tersempat diri tuk mebuka twitter lewat hp. Tersebut #SajakDhuha menghampiri Timeline dari ustadz @salimafillah. Pada kali ini beliau bersempat berbagi hikmah tentang ukhuwah. Maka sesampai tempat dituju, kumulai dengan merangkum #SajakDhuha itu..

Dan alangkah indah,
bilakan kita saling berbagi hikmah,
berbagi hikmah datangkan hidayah,
lahirkan amal ibadah,
ter-istiqomah,
hingga berbuah pertemuan di jannah..

Berikut #SajakDhuha ustadz @salimafillah, semoga kan jadi ingatan kita bersama:

1.“andai saja aku”, ujar seorang terkasih, ”bisa lebih sering berlama-lama membersamaimu” #SajakDhuha

2. dia tercekat, kepalanya tunduk, lututnya diketuk-ketuk. kulirik, ada kilau setitik nyaris jatuh di sudut lentik #SajakDhuha

3. sore memburam, rinai hujan diderau bising kendaraan. #SajakDhuha

Kultwit Salim A. Fillah tentang #Hukum

1. Umar sedang duduk beralas surban di bebayang pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Sahabat di sekelilingnya bersyuraa bahas aneka soal. #Hukum
2. Tiga orang muda datang menghadap; 2 bersaudara berwajah marah yang mengapit pemuda lusuh nan tertunduk dalam belengguan mereka. #Hukum
3. “Tegakkan keadilan untuk kami hai Amiral Mukminin”, ujar seorang, “Qishash-lah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatannya!” #Hukum
4. Umar bangkit. “Bertaqwalah pada Allah”, serunya pada semua. “Benarkah engkau membunuh ayah mereka wahai anak muda?”, selidiknya. #Hukum
5. Pemuda itu menunduk sesal. “Benar wahai Amiral Mukminin!”, jawabnya ksatria. “Ceritakanlah pada kami kejadiannya!”, tukas Umar. #Hukum
6. “Aku datang dari pedalaman yang jauh”, ungkapnya, “Kaumku mempercayakan berbagi urusan muamalah untuk kuseslesaikan di kota ini.” #Hukum
7. “Saat sampai”, lanjutnya, “Kutambatkan untaku di satu tunggul kurma, lalu kutinggalkan ia. Begitu kembali, aku terkejut & terpana” #Hukum
8. “Tampak olehku seorang lelaki tua sedang menyembelih untaku di lahan kebunnya yang tampak rusak terinjak & ragas-rigis tanamannya” #Hukum
9. “Sungguh aku sangat marah & dengan murka kucabut pedang hingga terbunuhlah si bapak itu. Dialah rupanya ayah kedua saudaraku ini.” #Hukum
10. “Wahai Amiral Mukminin”, ujar seorang penggugat, “Kau telah dengar pengakuannya, dan kami bisa hadirkan banyak saksi untuk itu.” #Hukum
11. “Tegakkanlah had Allah atasnya!”, timpal nan lain. Umar galau & bimbang setelah mendengar lebih jauh kisah pemuda terdakwa itu. #Hukum
12. “Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih & baik”, ujar ‘Umar, “Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat” #Hukum
13. “Izinkan aku”, ujar Umar, “Meminta kalian berdua untuk memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan Diyat atas kematian ayahmu.” #Hukum
14. “Maaf hai Amiral Mukminin”, potong kedua pemuda dengan mata masih nyala memerah; sedih & marah, “Kami sangat sayangi ayah kami.” #Hukum
15. “Bahkan andai harta sepenuh bumi dikumpulkan tuk buat kami kaya”, ujar salah satu, “Hati kami hanya kan ridha jiwa dibalas jiwa!” #Hukum
16. Umar yang tumbuh simpati pada terdakwa yang dinilainya amanah, jujur, & bertanggungjawab; tetap kehabisan akal yakinkan penggugat #Hukum
17. “Wahai Amiral Mukminin”, ujar pemuda tergugat itu dengan anggun & gagah, “Tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah Qishash atasku.” #Hukum
18. “Aku ridha pada ketentuan Allah”, lanjutnya, “Hanya saja izinkan aku menunaikan semua amanah & kewajiban yang tertanggung ini.” #Hukum
19. “Apa maksudmu?”, tanya hadirin. “Urusan muamalah kaumku”, ujar pemuda itu, “Berilah aku tangguh 3 hari untuk selesaikan semua.” #Hutang
20. “Aku berjanji dengan nama Allah yang menetapkan Qishash dalam Al Quran, aku kan kembali 3 hari dari sekarang tuk serahkan jiwaku” #Hukum
21. “Mana bisa begitu!”, teriak penggugat. “Nak”, ujar ‘Umar, “Tak punyakah kau kerabat & kenalan yang bisa kau limpahi urusan ini?” #Hukum
22. “Sayangnya tidak hai Amiral Mukminin. Dan bagaimana pendapatmu jika kematianku masih menanggung hutang & tanggungan amanah lain?” #Hukum
23. “Baik”, sahut ‘Umar, “Aku memberimu tangguh 3 hari; tapi harus ada seseorang yang menjaminmu bahwa kau tepat janji tuk kembali.” #Hukum
24. “Aku tak memiliki seorangpun. Hanya Allah, hanya Allah, yang jadi penjaminku wahai orang-orang yang beriman padaNya”, rajuknya. #Hukum
25. “Harus orang yang menjaminnya!”, ujar penggugat, “Andai pemuda ini ingkar janji, dia yang kan gantikan tempatnya tuk di-Qishash!” #Hukum
26. “Jadikan aku penjaminnya hai Amiral Mukminin!”, sebuah suara berat & berwibawa menyeruak dari arah hadirin. Itu Salman Al Farisi. #Hukum
27. “Salman?”, hardik Umar, “Demi Allah engkau belum mengenalnya! Demi Allah jangan main-main dengan urusan ini! Cabut kesediaanmu!” #Hukum
28. “Pengenalanku padanya tak beda dengan pengenalanmu ya Umar”, ujar Salman, “Aku percaya padanya sebagaimana engkau mempercayainya” #Hukum
29. Dengan berat hati, Umar melepas pemuda itu & menerima penjaminan yang dilakukan oleh Salman baginya. Tiga hari berlalu sudah. #Hukum
30. Detik-detik menjelang eksekusi begitu menegangkan. Pemuda itu belum muncul. Umar gelisah mondar-mandir. Penggugat mendecak kecewa #Hukum
31. Semua hadirin sangat khawatirkan Salman. Sahabat perantau negeri-pengembara iman itu mulia & tercinta di hati Rasul & sahabatnya. #Hukum
32. Mentari di hari batas nyaris terbenam; Salman dengan tentang & tawakkal melangtkah siap ke tempat Qishash. Isak pilu tertahan. #Hukum
33. Tetapi sesosok bayang berlari terengah dalam temaram, terseok terjerembab lalu bangkit & nyaris merangkak. “Itu dia!”, pekik Umar #Hukum
34. Pemuda itu dengan tubuh berkuah peluh & nafas putus-putus ambruk ke pangkuan Umar. “Maafkan aku!”, ujarnya. “Hampir terlambat.” #Hukum
35. “Urusan kaumku makan waktu. Kupacu tungganganku tanpa henti hingga ia sekarat di gurun & terpaksa kutinggalkan, lalu kuberlari..” #Hukum
36. “Demi Allah”, ujar Umar sambil menenangkan & meminumi, “Bukankah engkau bisa lari dari hukuman ini? Mengapa susah payah kembali?” #Hukum
37. “Supaya jangan sampai ada yang katakan”, ujar terdakwa itu dalam senyum, “Di kalangan muslimin tak ada lagi ksatria tepat janji.” #Hukum
38. “Lalu kau hai Salman”, ujar Umar berkaca-kaca, “Mengapa mau-maunya kau jadi penjamin seseorang yang tak kau kenal sama-sekali?” #Hukum
39. “Agar jangan sampai dikatakan”, jawab Salman teguh, “Di kalangan muslimin tak ada lagi saling percaya & menanggung beban saudara” #Hukum
40. “Allahu Akbar!”, pekik 2 pemuda penggugat sambil memeluk terdakwanya, “Allah & kaum muslimin jadi saksi bahwa kami memaafkannya” #Hukum
41. “Kalian”, kata Umar makin haru, “Apa maksudnya? Jadi kalian memaafkannya? Jadi dia tak jadi di-Qishash? Allahu Akbar! Mengapa?” #Hukum
42. “Agar jangan ada yang merasa”, sahut keduanya masih terisak, “Di kalangan kaum muslimin tak ada lagi kemaafan & kasih sayang.” #Hukum
43. Demikian kisah kasus #Hukum di zaman Umar. Salim pamit sejenak mau silaturrahim ke seorang Gurunda. InsyaaLlah nanti lanjut zaman Ali;)
44. Kasus #Hukum zaman Ali menarik jua; sengketa penguasa — minoritas. Tapi esok pagi saja ya Shalih(in+at), insyaaLlah. Baru asyik berilmu;)
45. Baju besi milik Ali ibn Abi Thalib satu waktu terselingsut saat persiapan tempur. Berikutnya, ia terlihat dipakai seorang Yahudi. #Hukum
46. Ali sangat mengenali baju besi miliknya itu, maka disergahlah si Yahudi dengan santun, “Saudara, setelan dzir’a itu milikku!” #Hukum
47. “Jika ia melekat pada tubuhku”, tukas si Yahudi berkacak pinggang, “Maka ia adalah milikku. Anda tak bisa mendaku sembarangan.” #Hukum
48. “Sebab aku sangat mengenali milikku, dan kau hanya mendaku dengan bukti lekatnya ia di tubuhmu, bagaimana kalau kita ber-tahkim?” #Hukum
49. Setelah berfikir sejenak, si Yahudi menjawab, “Aku setuju. Tapi siapa yang akan menjadi hakim urusan ini?” Kata Ali, “Syuraih!” #Hukum
50. “Apakah dia bisa berbuat adil, di mana aku seorang Ahli Kitab sedang engkau Amirul Mukminin?”, selidik si Yahudi. #Hukum
51. “Demi yang mengutus Musa dengan Taurat”, ujar Ali, “Aku yang akan pertama-tama meluruskannya dengan pedang jika dia bengkok.” #Hukum
53. Maka pergilah mereka kepada Kadi Syuraih. “Selamat datang wahai Amirul Mukminin!”, sambut Syuraih. Dia menanyai kedua pihak. #Hukum
54. “Sudah 3 ketidakadilan kurasakan sejak masuk majelismu hai Syuraih!”, tegur Ali. “Luruskanlah atau kelayakanmu mengadili batal!” #Hukum
55. “Pertama kau panggil aku dengan gelar, sementara dia hanya nama. Kedua kau dudukkan aku di sisimu, sementara dia di hadapan kita” #Hukum
56. “Ketiga, kau biarkan aku menjawab tanpa bantahan. Sedang jawaban dia kau pertanyakan lagi.” Si Yahudi heran dengan keberatan Ali. #Hukum
57. Setelah beberapa hal diluruskan, Syuraih berkata, “Amiral Mukminin, ini memang baju besimu yang jatuh dari kuda saat di Auraq..” #Hukum
58. “Tapi untuk memutuskan bahwa ia memang milikmu”, lanjut Syuraih, “Aku tetap membutuhkan kesaksian 2 orang lelaki adil.” #Hukum
59. “Maka inilah Hasan & pelayanku Qanbur sebagai saksiku!”, ujar Ali. “Qanbur bisa kuterima”, jawab Syuraih, “Tapi Hasan tidak.” #Hukum
60. “Kesaksian seorang anak untuk ayahnya tidak dapat diterima oleh pengadilan ini!”, tegas Syuraih. Ali tercenung sejenak. #Hukum
61. “Tapi tidakkah kau mendengar”, sanggah Ali, “Umar berkata bahwa Rasul bersabda; Al Hasan & Al Husain itu penghulu pemuda surga?” #Hukum
62. “Maaf”, kata Syuraih sambil tersenyum, “Aku tak menemukan dalil bahwa hal semacam itu bisa mengecualikan dalam hak persaksian.” #Hukum
63. Maka Syuraih memutuskan bahwa baju besi itu menjadi milik si Yahudi sebab Ali gagal menghadirkan 2 saksi untuk pendakuannya. #Hukum
64. Ujung kisah ini kita hafal: tersentuh, si Yahudi masuk Islam, dan hendak kembalikan baju besi yang memang adalah milik Ali itu. #Hukum
65. Ali menolak. “Tidak”, katanya, “Kau sekarang saudaraku, maka itu -juga kuda ini- hadiah dariku agar tumbuh cinta di antara kita.” #Hukum
66. Kisah ini terdapat dalam Hilyatul Auliya-Abu Nu’aim, Subulus Salam-Ash Shan’ani, Akhbarul Qudhah-MUhammad ibn Khalaf, dll. #Hukum
67. Beberapa ‘ulama hadits muataakhirin enggan menerimanya sebab meski ada 3 jalur periwayatan ada sedikit cela dalam tiap sanadnya. #Hukum
68. Memang, andai standar pensahihan hadits diterapkan tuk Tarikh, kita akan kehilangan 3/4 sejarah Islam, ujar Abul A’la Al Maududy. #Hukum
69. Maka sanad kisah ini masih ‘termaafkan’. Hm, untuk kita ambil sebagai ibrah bahwa penegakan #Hukum tetaplah harus kaku & prosedural ;P
70. Baik dari kisah Umar maupun Ali, tampak #Hukum sebagai sistem tetap harus tegak prosedurnya, meski awal-awal rasa keadilan agak terusik.
71. Sebab ‘rasa’ terlalu mudah dimainkan tuk kepentingan. Ada kaidah; “Nahnu nahkumu bizh zhawaahir, kita ber #Hukum dengan apa nan tampak.”
72. Pada sisi itu, akhirnya saya mengapresiasi juga Ibunda Albertina Ho dkk; prosedur sudah dijalankan. Idealisme kita tentang KUHP.. #Hukum
73. …yang lebih baik -semisal gemas hati untuk berlakukan potong tangan bagi Gayus ;P - masih harus diperjuangkan dengan prosedural #Hukum
74. Selebihnya, membaikkan perilaku penegak #Hukum; (dalam kisah Umar & Ali kita temukan faktor ini pegang kunci happy-ending nya perkara).
75. Membaikkan #Hukum negeri ini masih panjang jalannya, sedikit pejuangnya, banyak bahayanya, lelahkan jiwa. Tapi teruslah, dan senyumlah;)

-end-

Kultwit Salim A. Fillah tentang #PrinsipTwitteran

Ah, ingin sekali lagi mengingatkan diri di dunia Twitterland nan penuh warna ini. Moga menjadi panduan bersama ya. Repost: #PrinsipTwitteran

1. Tak congkak kalau difollow, tak kecewa jika di-unfollow, tetap berkebajikan ketika di-block, syukur saat kebaikan di-RT #PrinsipTwitteran

2. Ber-KICAU hanya yang baik: benar isinya, indah caranya, tepat waktunya. Atau DIAM menyimak, mengambil ‘ibrah terbaiknya #PrinsipTwitteran

3. Hindari dusta meski sedang bercanda. Hindari debat-perbantahan yang tak lahirkan amal, meski berada di pihak nan benar #PrinsipTwitteran

4. Memaafkan khilaf-khilaf sesama, menyuruh senantiasa pada yang baik adanya, mengabaikan yang jahil nan tak berharga #PrinsipTwitteran

5. Me-RT hanya nan jelas benar, baik, dan bergunanya; sebab cukuplah disebut dusta dia yang katakan segala nan didengarnya #PrinsipTwitteran

6. Benci dan permusuhan pada orang atau pihak tak boleh hingga lunturkan akhlaq mulia, kesantunan kata, & sikap adil kita #PrinsipTwitteran

7. Smua tweeps itu Guru, apapun tweetnya. Bukan sebab mereka pasti bijak. Tapi kitalah nan selalu belajar tuk jadi bestari #PrinsipTwitteran

8. Menista & merendahkan pribadi Tweep lain tidaklah menjatuhkannya. Itu hanya menunjukkan kerdil & hinanya diri sendiri #PrinsipTwitteran

9. Menjadi kritis tak sama dengan ber-sinis ria. Tak bisa bedakan keduanya menyulitkan kita beri sumbangsih pada kebenaran #PrinsipTwitteran

10. Balaslah tiap yang menyakitkan dengan yang menyembuhkan. Balaslah tiap yang menjatuhkan dengan yang membangunkan #PrinsipTwitteran

11. Sikapi tiap yang menyesatkan dengan cantiknya ungkapan berhidayah. Sikapi tiap nan keliru dengan indahnya berkebenaran #PrinsipTwitteran

12. Tanggapi tiap yang mengacau dengan keteraturan. Tanggapi tiap nan membabibuta dengan 7 basuhan, air & salah 1-nya debu #PrinsipTwitteran

13. Mereka yang suka menghina adalah bukti bahwa dirinya rindu pemuliaan. Berikanlah selayaknya dengan murah hati #PrinsipTwitteran

14. Mereka nan suka menghakimi itu tanda bahwa kelak dirinya jadi terdakwa di depan banyak korban. Kasihilah dengan tulus #PrinsipTwitteran

15. Reaksi berlebihan ialah tanda bahwa ada luka di hati kita. (Jabat tangan pun menyakitkan bagi yang jarinya bertelusuk) #PrinsipTwitteran

16. Luka yang berbahaya ialah luka pada mereka nan shalih. Luka itu menuntun kita tak suka pada keshalihan. Sembuhkanlah! #PrinsipTwitteran

17. Jika kita merasa bahwa semua Tweeps punya masalah dengan kita, curigalah bahwa kita inilah masalahnya. Lalu berbenah. #PrinsipTwitteran

18. Jika kita merasa bahwa segala di sekitar gelap, curigalah bahwa kita ini yang dikirim Allah sebagai cahaya. Berkilau! #PrinsipTwitteran

19. Mengeluh pada banyak orang adalah cara termudah untuk mengubah gelap yang setitik menjadi pekat semesta. Bijaklah! #PrinsipTwitteran

20. Jadikan penyebutan nikmat-nikmatNya dalam tweet kita sebagai inspirasi syukur & kerja keras, bukan riya’ & takjub diri #PrinsipTwitteran

21. Doa selalu baik; nan kala gaibnya mustajab, nan di hadapannya jadi pujian penuh makna. Saling memanggillah dengan doa! #PrinsipTwitteran

22. Pada tiap gaya, kita ingat bahwa; banyak canda turun wibawa, banyak keluh kehormatan jatuh, mudah marah jatuh ‘izzah. #PrinsipTwitteran

23. Setiap twit yang baik itu sedekah. Ia lebih baik dibanding pemberian emas sepenuh bumi diikuti ungkitan nan menyakiti. #PrinsipTwitteran

24. Setiap keterlibatan dalam ghibah & aib sesama, membuat pahala diambil & dosa si teraib ditambahkan ke buku amal kita. #PrinsipTwitteran

25. Mungkin ada yang menyebut sok alim, sok suci, sok shalih tersebab tweets kita baik. Bagaimanapun jua, berkebajikanlah. #PrinsipTwitteran

26. Berceritalah tentang diri, tapi tak perlu banyak-banyak. Sebab yang mencinta tak memerlukan, yang benci takkan percaya #PrinsipTwitteran

28. Senyum kecil & pujian sederhana mungkin saja membuat Tweeps lain kembali percaya bahwa dia berhak & layak berbuat baik #PrinsipTwitteran

29. Menyebut asal twit saat RT, Co-Pas, & inspired ialah bagian dari penghormatan pada Tweeps lain, juga pada nurani kita. #PrinsipTwitteran

30. Meng #FF orang shalih nan tweet-nya mencerahkan ialah jasa berbalas surga, seperti Habib An Najjar (Qs Yaasiin: 20-27) #PrinsipTwitteran

31. Jauh lebih mudah mendapat teman dengan tertarik pada mereka, daripada mencoba membuat mereka tertarik pada kita. #PrinsipTwitteran

32. Menyenangkan semua orang itu melelahkan. Cukuplah twit-twit ini jadi gambaran bahwa yang kita kehendaki murni baiknya. #PrinsipTwitteran

33. Bersikap santun jika berada di jalan benar. Sebab orang benar nan tak santun melunturkan hormat insan pada kebenaran. #PrinsipTwitteran

-end-
Sumber: TL @salimafillah

Kultwit Salim A. Fillah tentang #Nikah

1. Dalam isyarat Nabi tentang #Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati.

2. Maka #Nikah sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya.

3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat #Nikah hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan.

4. Persiapan #Nikah hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.”

5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. #Nikah

6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. #Nikah

7. Jika kesiapan #Nikah diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup.

8. Izinkan saya membagi Persiapan #Nikah dalam 5 ranah: Ruhiyah, ‘Ilmiyah, Jasadiyah (Fisik), Maaliyah (Finansial), Ijtima’iyah (Sosial)

9. Persiapan #Nikah perlu start awal. Salim nikah usia 20 th, tapi karena persiapannya dimulai umur 15 th, maka tak bisa disebut tergesa.

10. Sebaliknya, ada orang yang #Nikah-nya umur 30 th, tapi persiapan penuh kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa.

11. Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah nan paling mendasar. Segala persiapan #Nikah lainnya berpijak pada yang satu ini.

12. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri menerima ujian & tanggungjawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan. #Nikah

13. (QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear: pasangan hidup. Begitu #Nikah berjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi, investasi.

14. Sebelum #Nikah, grafik hidup kita analog dengan amplitudo kecil. Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya MUSIBAH.

15. Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait #Nikah adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu.

16. SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia keinsyafan bahwa tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih & kurangnya. #Nikah

17. Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, & dukung penuh perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua. #Nikah

18. ‘Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua lelaki siap dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu #Nikah

19. Persiapan Ruhiyah #Nikah adalah mengubah ekspektasi menjadi obsesi. Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan dibaktikan.

20. Jika #Nikah masih terbayang sbb: lapar ada yang masakin, capek ada yang mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa.

21. Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang masak, tukang pijit, & tukang cuci;) Ber-obsesilah dalam #Nikah. “Apa obsesimu?”

22. Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah #Nikah semisal: Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk mensurgakan keluargamu?

23. Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah #Nikah adalah menata ketundukan pada segala ketentuanNya dalam rumahtangga & masalah-masalahnya.

24. Lalu persiapan ‘Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) #Nikah, meliput banyak hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll

25. Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas minimal lmu syar’i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga #Nikah

26. Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah rumahtangga bukan krn ada maksud jahat, melainkan maksud baik nan kurang ilmu #Nikah

27. Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan diciptakan berbeda dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami & bersinergi. #Nikah

28. Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita: berbagi, didengarkan, dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi #Nikah

29. Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi: “Aku mencintaimu seperti aku ingin dicintai” Konflik pasti meraja. #Nikah

30. ->Suami pulang dgn masalah berat disambut isteri yg memaksa ingin tahu & dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri & bersolusi. #Nikah

31. Lihatlah Khadijah saat Muhammad pulang dr Hira’ dengan panik & resah. Dia tak bertanya, dia sediakan ruang sendiri & kontemplasi. #Nikah

32. Sebaliknya-> Isteri yg sdg ingin didengar lalu curhat ke suami, suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti. #Nikah

33. Isteri: Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla. Suami: OK, kita cari pembantu. I: O, jadi aku dianggap pembantu?!. S: Lho?! #Nikah

34. BEDA: Istri cerita untuk ringankan beban hatinya. Dimengerti itu solusi > Jawab suami: Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang sendiri” Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: Tolong jemput Salma! #Nikah

38. BEDA. Bagi suami masalah hrs disederhanakan (Spiral ke dalam). Bagi isteri, tiap detail & keterkaitan sgt penting (Spiral keluar) #Nikah

39. Dan banyak lagi BEDA yang jk tak diilmui potensial jd masalah serius. Lengkapnya di Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4

40. Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar jd suami/isteri, tiba-tiba sdh jd ayah/ibu. Maka segeralah belajar jd Ortu #Nikah

41. Anak adl karunia yg hiasi hidup, amanah (lahir dalam fitrah, kembalikan ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian). #Nikah

42. 42. Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal parenting adalah niscaya. ie Hadits: renggutan kasar pd bayi membekas di jiwa. #Nikah

43. Uji kecil buat calon ibu & ayah: “Apa yang anda lakukan saat anak lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?” #Nikah

44. LAZIM: “Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh kan!” -> Anak belajar utk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya. #Nikah

45. LAZIM: “iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!” -> Anak belajar salahkan keadaan sekitar utk excuse dr kurangnya ikhtiyar. #Nikah

46. LAZIM: “Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak gitu!” -> Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sdh tua & sakit-sakitan;P #Nikah

47. Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bg masa depan anak kita. Latihlah dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dlm taqwa (QS 4: 9) #Nikah

48. Kita masuk persiapan Jasadiyah (Fisik) untuk #Nikah. Ini jua perkara penting sebab terkait dengan keamanan, kenyamanan, & ketenagaan.

49. Awal-awal, periksa & konsultasilah ke dokter atas termungkinnya sgl penyakit tubuh, lebih-lebih nan terkait kesehatan reproduksi #Nikah

50. Per #Nikah-an itu utuh di segala sisi diri, maka menjalani terapi & rawatan tertentu untuk membaikkan fisik adalah jua hal yang utama.

51. Fisik kita & pasangan bertanggungjawab lahirkan generasi penerus yang lebih baik. Maka perbaiki daya & staminanya sejak sekarang. #Nikah

52. Perbaiki pola asup, tata gizi seimbang. Allah akan mintai tg jawab jajan sembarangan jika ia jadi sebab jeleknya kualitas penerus #Nikah

53. Bangun kebiasaan olahraga ilmiah; tak asal gerak tapi membugarkan, menyehatkan, melatih ketahanan. Tugas fisik berlipat 3 setelah #Nikah

54. Jadi, target persiapan fisik #Nikah itu 3 tingkatan; PRIMER: sehat & aman penyakit, SEKUNDER: bugar & tangkas, TERSIER: beauty & charm;)

55. Selanjutnya, persiapan Maliyah (finansial), ini yang paling sering menghantui & membuat ragu sepertinya. Padahal ianya sederhana. #Nikah

56. Yang tepat bicara persiapan Maliyah ini sebenarnya Ust. @ahmadgozali, izinkan Salim lancang singgung sedikit dgn ilmu nan dangkal #Nikah

57. Konsep awal; tugas suami adalah menafkahi, BUKAN mencari nafkah. Nah, bekerja itu keutamaan & penegasan kepemimpinan suami. #Nikah

58. Ingat & catat: Persiapan finansial #Nikah sama sekali TIDAK bicara tentang berapa banyak uang, rumah, & kendaraan yang harus anda punya.

59. Persiapan finansial #Nikah bicara tentang kapabilitas hasilkan nafkah, wujudnya upaya untuk itu, & kemampuan kelola sejumlah apapun ia.

60. Maka memulai per #nikah-an, BUKAN soal apa anda sudah punya tabungan, rumah, & kendaraan. Ia soal kompetensi & kehendak baik menafkahi.

61. ‘Ali ibn Abi Thalib memulai #Nikah bukan dari nol, melainkan minus: rumah, perabot, dll dari sumbangan kawan dihitung hutang oleh Nabi.

62. Tetapi ‘Ali menunjukkan diri sebagai calon suami kompeten; dia mandiri, siap bekerja jadi kuli air dengan upah segenggam kurma. #Nikah

63. Maka sesudah kompetensi & kehendak menafkahi yang wujud dalam aksi bekerja -apapun ia-, iman menuntun: #Nikah itu buat kaya (QS 24: 32)

64. Agak malu, Salim juga minus saat nikah; hutang yang terrencanakan terbayar dalam 2 tahun menurut proyeksi hasil kerja saat itu. #Nikah
65. Tetapi Allah Maha Kaya, dan #Nikah menjadi pintu pengetuknya. Hadirnya isteri menjadi penyemangat; hutang itu selesai dalam 2 bulan.

66. Buatlah proyeksi nafkah #Nikah secara ilmiah & executable, JANGAN masukkan pertolongan Allah dlm hitungan, tapi siaplah dgn kejutanNya;)

67. Kemapanan itu tidak abadi. Saya memilih #Nikah di usia 20 saat belum mapan agar tersiapkan isteri untuk hadapi lapang maupun sempitnya;)

68. Bahkan ketidakmapanan yang disikapi positif menurut penelitian Linda J. Waite (Psikolog UCLA), signifikan memperkuat ikatan cinta #Nikah

69. Ketidakmapanan nan dinamis menurut penelitian Karolinska Institute Swedia, menguatkan jantung, meningkatkan angka harapan hidup. #Nikah

70. Karolinska Institute: kemapanan lemahkan daya tahan jantung thd serangan. Di Swedia, biasanya yang kena infark langsung wafat PNS #Nikah

71. Sebuah per #Nikah-an yang utuh punya visi & misi kemasyarakatan untuk menjadi pilar kebajikan di tengah kemajemukan suatu lingkungan.

72. Untuk itu, mereka yang akan me #Nikah hendaknya mengasah keterampilan sosialnya jauh-jauh hari, sekaligus sebagai bagian pendewasaan.

73. Membiasakan mengkomunikasikan prinsip-prinsip nan diyakini terkait per #Nikah-an & kehidupan kepada Ortu bisa jadi bagian dari latihan.

74. Prinsip Quran tentang hubungan dengan Ortu ialah ‘persahabatan’, Wa Shaahibhuma (QS Luqman 15). Gunakan itu untuk dewasakan diri. #Nikah

75. Maka kadang Salim menilai kedewasaan kawan yang ingin me #Nikah dengan keberhasilannya untuk komunikasikan prinsip pada Ortu scr ma’ruf.

76. Persiapan kemasyarakatan: kumpulkan modal sosial sebanyak-banyaknya; bahasa, ilmu sosio-antropologis, kelincahan organisasi, dll. #Nikah

77. Per #Nikah-an kita harus hadir sbg pengokoh kebajikan masyarakat, bukan beban ataupun pelengkap-penderita. Utama lagi, jadi pelopor.

78. Mulailah dgn perkenalan berkesan pada lingkungan. Saat walimah nanti; tetangga rumah tinggal setelah #Nikah adl yg plg berhak diundang.

79. Jika harus pindah tempat tinggal, mulai jg dgn perkenalan. Pr tokoh: datangi silaturrahim. Masyarakat umum: undang tasyakuran. #Nikah

80. Stl itu, target besarnya adl menjadikan pintu rumah kita sbg yang plg pertama diketuk saat masyarakat sekitar memerlukan bantuan. #Nikah

81. Tentu berat menopangnya sendiri. Mk yang harus kita punya bkn hanya ASET, melainkan juga AKSES. Bangun jaringan slg menguatkan. #Nikah

82. Ilmuilah bgmn cr menguruskan jaminan kesehatan miskin, beasiswa tak mampu, biaya RS, mobil jenazah gratis, dll DEMI TETANGGA KITA #Nikah

83. Tampillah sbg yang penting & bermanfaat dlm hajat-hajat kebahagiaan maupun duka tetangga, juga rayaan-rayaan sosial-masyarakat. #Nikah

84. Tampillah sbg yang terbaik sejangkau suai kemampuan; Imam Masjid, muadzin, Guru TPA, Bendahara RT, Ketua RW, Pendoa jenazah, dst #Nikah

85. Tampillah sbg nan paling besar kontribusi dlm kebaikan-kebaikan sosial: Agustusan, Syawalan, Kerja Bakti, Arisan, Pengajian, dst #Nikah

86. Ringkas kata untuk persiapan sosial #Nikah ini adalah bermampu diri utk menjadi pribadi & keluarga yg AMAN, RAMAH, BERMANFAAT :-) #Nikah

87. Tuntaslah KulTwit Persiapan #Nikah yg diambil dr bagian awal buku Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4 Semoga manfaat;)


-end-

semoga bermanfaat

Sumber: TL @salimafillah on twitter

Kultwit Salim A. Fillah tentang #Akhlak

1. “Akal yang sempurna ditandai dengan baiknya #Akhlaq. Sebab ialah yang memuliakan manusia di atas segala makhluq.” -Ibn Al Mubarak-

2. “Para ‘ulama yang ‘amilin & shalihin mempelajari ilmu dari guru-gurunya sekaligus mencerap & meneladani #Akhlaq mereka.” -Ibn Sirrin-

3. “Guru-guru kami senantiasa melazimkan bepergian setidaknya 2 tahun sekali untuk mengasah #Akhlaq mulianya.” -Al Hasan Al Bashri-

4. “Mempelajari #Akhlaq dari ‘ulama yang kau pergauli tiap harinya, lebih berharga daripada banyak bicara dengan mereka.” -Habib ibn Syahid-

5. “#Akhlaq-ku ialah menyimak tiap huruf guruku seakan belum pernah kudengar & kuharap seluruh anggota badanku punya telinga.” -Asy Syafi’i-

6. “Kuburu #Akhlaq tuk diteladani dari tiap insan nan kutemui, bagai seorang ibu yang mencari anak semata wayang nan hilang.” -Asy Syafi’i-

7. “Majlis Imam Ahmad dihadiri 50.000 orang; 500 orang saja nan mencatat hadits. Sisanya memperhatikan #Akhlaq & adab beliau.” -Adz Dzahabi-

8. “Aku bergaul dengan Ahmad ibn Hanbal 12 tahun lamanya. Tak satupun hadits kutulis. Kuperhatikan selalu #Akhlaq nya saja.” -Al Muthawwa’i-

9. “Aku belajar #Akhlaq 30 th lamanya. Aku belajar ilmu 20 th lamanya. Yang 20 tahun itu tiada bernilai tanpa 30 tahunnya.” -Ibn Al Mubarak-

10. “Jadikan ‘amalmu sebagai garam & #Akhlaq-mu sebagai gandumnya. Jangan sebaliknya. Itulah roti terlezat bagi hati nan lapar.” -Al Qarafi-

11. “Aku menyela guruku di majlisnya & bertanya. Maka murid lain menegurku; “Perbaiki adab & #Akhlaq-mu, kan kuberikan jawabnya.” -Ibn Sina-

12. “Inti Din adalah #Akhlaq. ‘Aqidah & ibadah itu akhlaq pada Allah, muamalah ialah akhlaq pada sesama, begitu seterusnya.” -Ibn ‘Utsaimin-

13. “Al Bukhari hafal sejuta hadits. Banyak ucapan berharga lalu digugurkannya karena Rawi-nya tak menjaga #Akhlaq pada hewan.” -Al Arnauth-

Demikian Shalih(in+at) 13 quotes #Akhlaq; Ia penanda kesempurnaan akal. Palsulah yang mengaku berilmu tapi tak beradab dalam kata & laku.

Sebab yang berilmu adalah ia nan paling menjaga tunduk-takutnya pada Allah ‘Azza wa Jalla (QS35: 28) lalu hiasi diri dengan #Akhlaq terpuji.

Memang benar “Lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapanya”, tapi kita seharusnya mengupayakan diri agar layak didengar. Dengan #Akhlaq;)

Maksud No.13 —> Misal: untuk menangkap binatang, dia manggil-manggil seakan mau kasih makan padahal tidak;)

Q-A

Al Muthawwa’i hafal hadits tanpa mencatat;P “@duwisusilo: @salimafillah lbh utama m’catat ilmu apa perhatikan akhlak sang mu’alim?”

Bagian dari akhlaq saya adalah untuk tidak mengomentarinya:) “@jsattaubah: Jk ada Ustadz yg merokok berarti #Akhlaq nya bermasalah | bgmn?”

Selasa, 22 Februari 2011

Kultwit #istighfar oleh @salimafillah

IRONI: Orang nan banyak berdosa biasanya sedikit beristighfar. Orang yang sedikit dosa, banyak beristighfar.

1. Moga Allah jaga kita dari banyak berdosa hingga tak sempat ber-#istighfar. Moga dijadikanNya kita sibuk istighfar & tak sempat berdosa.

2. Yang ber #istighfar itu menggembirakan Allah melebihi bahagia orang yang untanya kembali setelah hilang di gurun. (HR Al Bukhari-Muslim)

3. Yang ber #istighfar itu dicintai Allah (QS 2: 222) Orang yang bertaubat adalah kekasih kesayanganNya (HR Ibn Majah).

4. Yang ber #istighfar itu diampuni khilafnya, dihapus kesalahannya, & disembuhkan dari dosanya seperti terobatinya penyakit. (Qatadah, RA)

5. Yang ber #istighfar itu diampuni dosanya bagai selamatnya terpidana yang dimaafkan korbannya, dihapus bukti-buktinya, dipulihkan namanya.

6. Yang ber #istighfar selamat dari neraka seperti selamatnya puncak gunung dari gelap jurang & timur dari sentuhan barat. (HR An Nasa’i)

7. Yang ber #istighfar dapat balasan surga, di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal di dalamnya, sebaik-baik pahala amal. (QS 3: 135-136)

8. Yang ber #istighfar itu mengecewakan syaithan yang bersumpah dengan kemuliaan Allah tuk sesatkan insan selama ruh di jasadnya. (HR Ahmad)

9. Yang ber #istighfar membuat syaithan putus asa sebab segala jerih payahnya di dunia justru buat si hamba termuliakan di surga. (Ali, RA)

10. #Istighfar meredam ‘adzab nan nyaris saja menimpa (QS 8: 33). Allah takkan ilhamkan istighfar pada mereka nan hendak di’adzab. (Ali, RA)

11. Sesiapa ber #istighfar terGEMBIRAkan di tiap duka, terLAPANGkan dalam sempitnya, & RIZQI dari arah tak terduga. (HR Ahmad & Abu Dawud)

12. Rizqi seseorang bisa tertahan oleh dosa-dosanya (HR Ahmad dll) Pembukanya #istighfar, maka langit & bumi curahkan rizqi. (QS 71: 10-12)

13. #Istighfar itu membersihkan hati, seteluh dikeruhkan dosa yang bagai noktah hitam. (HR At Tirmidzi) Hati bersih, suci pula fikir & laku.

14. Seseorang DIANGKAT DERAJAT-nya di surga, lalu dia bertanya pada Allah: Mengapa? Dijawab: Karena #istighfar anakmu untukmu. (HR Ahmad)

15. #Istighfar adalah sunnah Nabi SAW yang beliau tekankan bahkan dengan angka 70 & 100 per hari (HR Al Bukhari). Mengikut sunnah itu mulia.

16. Yang ber #istighfar adalah sebaik-baik anak Adam yang semua berkesalahan & semulia-mulia hambaNya. (HR At Tirmidzi, Ibn Majah, Al Hakim)

17. #Istighfar adalah sifat dari hamba Allah yang sejati nan melekat dengan sifat sabar, benar, berketaatan, & dermawan. (QS 3: 15-17)

18. #Istighfar itu menyelamatkan dari sifat zhalim, sebab yang tak mau bertaubat hakikatnya menzhalimi diri & orang lain. (QS 7: 23, 49: 11)

19. #Istighfar itu mempermudah karunia KETURUNAN & harta luar biasa berupa kebun produktif & sungai pribadi nan mengalir. (QS 71: 10-12)

20. #Istighfar itu mencegah paceklik kekeringan, mengundang hujan yang menyuburkan bumi, & menguatkan negara-bangsa. (QS 11: 52)

21. #Istighfar menghadirkan keberuntungan (QS 24: 31). ‘Aisyah: beruntunglah yang catatan amalnya terisi banyak istighfar. (HR Al Bukhari)

22. #Istighfar itu menjadikan keburukan & kejahatan dalam diri diganti Allah dengan tersemayamnya kebajikan. (QS 25: 70)

23. #Istighfar itu menjaga iman si pendosa “..Selama dia bertaubat & yakin tiada yang mengampuni kecuali Allah, maka dia mukmin.” (HR Ahmad)

24. #Istighfar mempertahankan keberadaan iman. “Berdosa-bertaubat-berdosa-bertaubat dst, masih termasuk cirinya mukmin.” -Hasan Al Bashri-