Rizqi kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil lewat jalan halal ataukah haram, dapatnya segitu juga. Yang beda, rasa berkahnya;)
Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dari jalan halal ataukah haram, dapatnya yang itu juga. Yang beda, rasa berkahnya;)
Keduanya bukan tentang apa, berapa, atau siapa; tapi BAGAIMANA Allah memberikannya; diulurkan lembut & mesra, atau dilempar penuh murka?
Maka layakkanlah diri di hadapanNya untuk dianugerahi rizqi & jodoh dalam serah terima paling sakral, mesra, penuh cinta, berkah, & makna.
Rizqi & jodoh di tangan Allah. Tapi jika tak diambil-ambil, ya di tangan Allah terus;P Ikhtiyar suci & doa menghiba mendekatlan keduanya
Jadilah kau mujahid sejati.... kini saatnya benahi diri tuk jadi muslim sejati
Alhamdulillah..
-
Rizqi kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil lewat jalan halal ataukah haram, dapatnya segitu juga. Yang beda, rasa berkahnya;) ...
-
1. “Akal yang sempurna ditandai dengan baiknya #Akhlaq. Sebab ialah yang memuliakan manusia di atas segala makhluq.” -Ibn Al Mubarak- 2. “...
-
Kultwit #Nabi, hal-hal ‘pribadi’ dari Sang Nabi dari Asy Syamaail Al Muhammadiyah karya At Tirmidzi Shalih oleh @salimafillah 1. Perawakan...
Kamis, 24 Februari 2011
Kultwit Salim A. Fillah tentang #Jihad
1. #Jihad berakarkan ‘al juhdu’; kesungguhan yang dikerahkan hingga batas kepayahan. Pada orang demikian; pertolongan Allah dekat & datang.
2. Pada kesempatan ini izinkan Salim batasi bahasannya pada; Apa Saja nan Termasuk Ruang Lingkup #Jihad; rasam diambil dari Ibn Al Qayyim.
3. Dalam Madarijus Salikiin, beliau golongkan #Jihad berdasarkan ‘lawan yang harus dihadapi’. Salim akan urai dengan tambahan keterangannya.
4. #Jihad-un Nafs, Jihadusy Syaithan, Jihadu Ahlil Ma’ashi wal Bida’ , Jihadu Ahlil Kufri wasy Syirki
2. Pada kesempatan ini izinkan Salim batasi bahasannya pada; Apa Saja nan Termasuk Ruang Lingkup #Jihad; rasam diambil dari Ibn Al Qayyim.
3. Dalam Madarijus Salikiin, beliau golongkan #Jihad berdasarkan ‘lawan yang harus dihadapi’. Salim akan urai dengan tambahan keterangannya.
4. #Jihad-un Nafs, Jihadusy Syaithan, Jihadu Ahlil Ma’ashi wal Bida’ , Jihadu Ahlil Kufri wasy Syirki
Kultwit Salim A. Fillah tentang #Nabi
Kultwit #Nabi, hal-hal ‘pribadi’ dari Sang Nabi dari Asy Syamaail Al Muhammadiyah karya At Tirmidzi Shalih oleh @salimafillah
1. Perawakan Sang #Nabi tidak tinggi, tidak pendek. Rambutnya tidak keriting, tak pula lurus. Wajah beliau tidak bulat, bukan pula persegi.
2. Kulit Sang #Nabi cerah, putih kemerah-merahan. Rambutnya disisir ketika sebahu, digerai ketika sepapak daun telinga. Dahinya lebar.
3. Alis Sang #Nabi melengkung & panjang, tebal, nyaris bertaut di tengah. Di antara keduanya terdapat urat yang memerah saat beliau marah.
4. Bola mata Sang #Nabi indah & hitam, bulu matanya lentik menawan. Hidungnya mancung, bagian atasnya pancarkan cahaya. Kedua pipinya datar.
5. Janggut Sang #Nabi menggaris dari depan telinga, menebal menuju dagu. Mulutnya lebar, gigi-giginya besar, dari selanya memancar cahaya.
6. Dari bawah janggut Sang #Nabi beralur kebawah bulu-bulu halus, lewat leher, melebat di dada, melajur bagai tongkat hingga ke pusarnya.
1. Perawakan Sang #Nabi tidak tinggi, tidak pendek. Rambutnya tidak keriting, tak pula lurus. Wajah beliau tidak bulat, bukan pula persegi.
2. Kulit Sang #Nabi cerah, putih kemerah-merahan. Rambutnya disisir ketika sebahu, digerai ketika sepapak daun telinga. Dahinya lebar.
3. Alis Sang #Nabi melengkung & panjang, tebal, nyaris bertaut di tengah. Di antara keduanya terdapat urat yang memerah saat beliau marah.
4. Bola mata Sang #Nabi indah & hitam, bulu matanya lentik menawan. Hidungnya mancung, bagian atasnya pancarkan cahaya. Kedua pipinya datar.
5. Janggut Sang #Nabi menggaris dari depan telinga, menebal menuju dagu. Mulutnya lebar, gigi-giginya besar, dari selanya memancar cahaya.
6. Dari bawah janggut Sang #Nabi beralur kebawah bulu-bulu halus, lewat leher, melebat di dada, melajur bagai tongkat hingga ke pusarnya.
Kultwit Salim A. Fillah tentang #Walimah
1. “Untuk tiap pernikahan , selenggarakanlah #Walimah” (HR Ahmad [5/359] Ath Thabrani [I: 112/1], dll)
2. Pengertian & fungsi #WALIMAH: “..Rahasiakan pinangan, UMUMKANLAH PERNIKAHAN..” (HR Ibnu Hibban [1285], Ath Thabrani (I: 1/69], dll)
3. Bentuk #Walimah; “..RasuluLlah utus saya utk mengundang orang-orang hadiri JAMUAN MAKAN..” (HR Al Bukhari IX/189-194, Al Baihaqi VII/260)
4. Alternatif tempat & acara #Walimah: “Umumkan pernikahan ini, adakan di Masjid, meriahkan dengan tabuhan rebana!” (HR Ahmad & At Tirmidzi)
2. Pengertian & fungsi #WALIMAH: “..Rahasiakan pinangan, UMUMKANLAH PERNIKAHAN..” (HR Ibnu Hibban [1285], Ath Thabrani (I: 1/69], dll)
3. Bentuk #Walimah; “..RasuluLlah utus saya utk mengundang orang-orang hadiri JAMUAN MAKAN..” (HR Al Bukhari IX/189-194, Al Baihaqi VII/260)
4. Alternatif tempat & acara #Walimah: “Umumkan pernikahan ini, adakan di Masjid, meriahkan dengan tabuhan rebana!” (HR Ahmad & At Tirmidzi)
Kultwit Salim A. Fillah tentang #SajakDhuha
Sajak Dhuha
Sepulang kuliah, siang ini, sambil berjalan menuju tempat ke kosan seorang kawan untuk menunggu kuliah kedua, tersempat diri tuk mebuka twitter lewat hp. Tersebut #SajakDhuha menghampiri Timeline dari ustadz @salimafillah. Pada kali ini beliau bersempat berbagi hikmah tentang ukhuwah. Maka sesampai tempat dituju, kumulai dengan merangkum #SajakDhuha itu..
Dan alangkah indah,
bilakan kita saling berbagi hikmah,
berbagi hikmah datangkan hidayah,
lahirkan amal ibadah,
ter-istiqomah,
hingga berbuah pertemuan di jannah..
Berikut #SajakDhuha ustadz @salimafillah, semoga kan jadi ingatan kita bersama:
1.“andai saja aku”, ujar seorang terkasih, ”bisa lebih sering berlama-lama membersamaimu” #SajakDhuha
2. dia tercekat, kepalanya tunduk, lututnya diketuk-ketuk. kulirik, ada kilau setitik nyaris jatuh di sudut lentik #SajakDhuha
3. sore memburam, rinai hujan diderau bising kendaraan. #SajakDhuha
Sepulang kuliah, siang ini, sambil berjalan menuju tempat ke kosan seorang kawan untuk menunggu kuliah kedua, tersempat diri tuk mebuka twitter lewat hp. Tersebut #SajakDhuha menghampiri Timeline dari ustadz @salimafillah. Pada kali ini beliau bersempat berbagi hikmah tentang ukhuwah. Maka sesampai tempat dituju, kumulai dengan merangkum #SajakDhuha itu..
Dan alangkah indah,
bilakan kita saling berbagi hikmah,
berbagi hikmah datangkan hidayah,
lahirkan amal ibadah,
ter-istiqomah,
hingga berbuah pertemuan di jannah..
Berikut #SajakDhuha ustadz @salimafillah, semoga kan jadi ingatan kita bersama:
1.“andai saja aku”, ujar seorang terkasih, ”bisa lebih sering berlama-lama membersamaimu” #SajakDhuha
2. dia tercekat, kepalanya tunduk, lututnya diketuk-ketuk. kulirik, ada kilau setitik nyaris jatuh di sudut lentik #SajakDhuha
3. sore memburam, rinai hujan diderau bising kendaraan. #SajakDhuha
Kultwit Salim A. Fillah tentang #Hukum
1. Umar sedang duduk beralas surban di bebayang pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Sahabat di sekelilingnya bersyuraa bahas aneka soal. #Hukum
2. Tiga orang muda datang menghadap; 2 bersaudara berwajah marah yang mengapit pemuda lusuh nan tertunduk dalam belengguan mereka. #Hukum
3. “Tegakkan keadilan untuk kami hai Amiral Mukminin”, ujar seorang, “Qishash-lah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatannya!” #Hukum
4. Umar bangkit. “Bertaqwalah pada Allah”, serunya pada semua. “Benarkah engkau membunuh ayah mereka wahai anak muda?”, selidiknya. #Hukum
5. Pemuda itu menunduk sesal. “Benar wahai Amiral Mukminin!”, jawabnya ksatria. “Ceritakanlah pada kami kejadiannya!”, tukas Umar. #Hukum
6. “Aku datang dari pedalaman yang jauh”, ungkapnya, “Kaumku mempercayakan berbagi urusan muamalah untuk kuseslesaikan di kota ini.” #Hukum
7. “Saat sampai”, lanjutnya, “Kutambatkan untaku di satu tunggul kurma, lalu kutinggalkan ia. Begitu kembali, aku terkejut & terpana” #Hukum
8. “Tampak olehku seorang lelaki tua sedang menyembelih untaku di lahan kebunnya yang tampak rusak terinjak & ragas-rigis tanamannya” #Hukum
9. “Sungguh aku sangat marah & dengan murka kucabut pedang hingga terbunuhlah si bapak itu. Dialah rupanya ayah kedua saudaraku ini.” #Hukum
10. “Wahai Amiral Mukminin”, ujar seorang penggugat, “Kau telah dengar pengakuannya, dan kami bisa hadirkan banyak saksi untuk itu.” #Hukum
11. “Tegakkanlah had Allah atasnya!”, timpal nan lain. Umar galau & bimbang setelah mendengar lebih jauh kisah pemuda terdakwa itu. #Hukum
12. “Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih & baik”, ujar ‘Umar, “Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat” #Hukum
13. “Izinkan aku”, ujar Umar, “Meminta kalian berdua untuk memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan Diyat atas kematian ayahmu.” #Hukum
14. “Maaf hai Amiral Mukminin”, potong kedua pemuda dengan mata masih nyala memerah; sedih & marah, “Kami sangat sayangi ayah kami.” #Hukum
15. “Bahkan andai harta sepenuh bumi dikumpulkan tuk buat kami kaya”, ujar salah satu, “Hati kami hanya kan ridha jiwa dibalas jiwa!” #Hukum
16. Umar yang tumbuh simpati pada terdakwa yang dinilainya amanah, jujur, & bertanggungjawab; tetap kehabisan akal yakinkan penggugat #Hukum
17. “Wahai Amiral Mukminin”, ujar pemuda tergugat itu dengan anggun & gagah, “Tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah Qishash atasku.” #Hukum
18. “Aku ridha pada ketentuan Allah”, lanjutnya, “Hanya saja izinkan aku menunaikan semua amanah & kewajiban yang tertanggung ini.” #Hukum
19. “Apa maksudmu?”, tanya hadirin. “Urusan muamalah kaumku”, ujar pemuda itu, “Berilah aku tangguh 3 hari untuk selesaikan semua.” #Hutang
20. “Aku berjanji dengan nama Allah yang menetapkan Qishash dalam Al Quran, aku kan kembali 3 hari dari sekarang tuk serahkan jiwaku” #Hukum
21. “Mana bisa begitu!”, teriak penggugat. “Nak”, ujar ‘Umar, “Tak punyakah kau kerabat & kenalan yang bisa kau limpahi urusan ini?” #Hukum
22. “Sayangnya tidak hai Amiral Mukminin. Dan bagaimana pendapatmu jika kematianku masih menanggung hutang & tanggungan amanah lain?” #Hukum
23. “Baik”, sahut ‘Umar, “Aku memberimu tangguh 3 hari; tapi harus ada seseorang yang menjaminmu bahwa kau tepat janji tuk kembali.” #Hukum
24. “Aku tak memiliki seorangpun. Hanya Allah, hanya Allah, yang jadi penjaminku wahai orang-orang yang beriman padaNya”, rajuknya. #Hukum
25. “Harus orang yang menjaminnya!”, ujar penggugat, “Andai pemuda ini ingkar janji, dia yang kan gantikan tempatnya tuk di-Qishash!” #Hukum
26. “Jadikan aku penjaminnya hai Amiral Mukminin!”, sebuah suara berat & berwibawa menyeruak dari arah hadirin. Itu Salman Al Farisi. #Hukum
27. “Salman?”, hardik Umar, “Demi Allah engkau belum mengenalnya! Demi Allah jangan main-main dengan urusan ini! Cabut kesediaanmu!” #Hukum
28. “Pengenalanku padanya tak beda dengan pengenalanmu ya Umar”, ujar Salman, “Aku percaya padanya sebagaimana engkau mempercayainya” #Hukum
29. Dengan berat hati, Umar melepas pemuda itu & menerima penjaminan yang dilakukan oleh Salman baginya. Tiga hari berlalu sudah. #Hukum
30. Detik-detik menjelang eksekusi begitu menegangkan. Pemuda itu belum muncul. Umar gelisah mondar-mandir. Penggugat mendecak kecewa #Hukum
31. Semua hadirin sangat khawatirkan Salman. Sahabat perantau negeri-pengembara iman itu mulia & tercinta di hati Rasul & sahabatnya. #Hukum
32. Mentari di hari batas nyaris terbenam; Salman dengan tentang & tawakkal melangtkah siap ke tempat Qishash. Isak pilu tertahan. #Hukum
33. Tetapi sesosok bayang berlari terengah dalam temaram, terseok terjerembab lalu bangkit & nyaris merangkak. “Itu dia!”, pekik Umar #Hukum
34. Pemuda itu dengan tubuh berkuah peluh & nafas putus-putus ambruk ke pangkuan Umar. “Maafkan aku!”, ujarnya. “Hampir terlambat.” #Hukum
35. “Urusan kaumku makan waktu. Kupacu tungganganku tanpa henti hingga ia sekarat di gurun & terpaksa kutinggalkan, lalu kuberlari..” #Hukum
36. “Demi Allah”, ujar Umar sambil menenangkan & meminumi, “Bukankah engkau bisa lari dari hukuman ini? Mengapa susah payah kembali?” #Hukum
37. “Supaya jangan sampai ada yang katakan”, ujar terdakwa itu dalam senyum, “Di kalangan muslimin tak ada lagi ksatria tepat janji.” #Hukum
38. “Lalu kau hai Salman”, ujar Umar berkaca-kaca, “Mengapa mau-maunya kau jadi penjamin seseorang yang tak kau kenal sama-sekali?” #Hukum
39. “Agar jangan sampai dikatakan”, jawab Salman teguh, “Di kalangan muslimin tak ada lagi saling percaya & menanggung beban saudara” #Hukum
40. “Allahu Akbar!”, pekik 2 pemuda penggugat sambil memeluk terdakwanya, “Allah & kaum muslimin jadi saksi bahwa kami memaafkannya” #Hukum
41. “Kalian”, kata Umar makin haru, “Apa maksudnya? Jadi kalian memaafkannya? Jadi dia tak jadi di-Qishash? Allahu Akbar! Mengapa?” #Hukum
42. “Agar jangan ada yang merasa”, sahut keduanya masih terisak, “Di kalangan kaum muslimin tak ada lagi kemaafan & kasih sayang.” #Hukum
43. Demikian kisah kasus #Hukum di zaman Umar. Salim pamit sejenak mau silaturrahim ke seorang Gurunda. InsyaaLlah nanti lanjut zaman Ali;)
44. Kasus #Hukum zaman Ali menarik jua; sengketa penguasa — minoritas. Tapi esok pagi saja ya Shalih(in+at), insyaaLlah. Baru asyik berilmu;)
45. Baju besi milik Ali ibn Abi Thalib satu waktu terselingsut saat persiapan tempur. Berikutnya, ia terlihat dipakai seorang Yahudi. #Hukum
46. Ali sangat mengenali baju besi miliknya itu, maka disergahlah si Yahudi dengan santun, “Saudara, setelan dzir’a itu milikku!” #Hukum
47. “Jika ia melekat pada tubuhku”, tukas si Yahudi berkacak pinggang, “Maka ia adalah milikku. Anda tak bisa mendaku sembarangan.” #Hukum
48. “Sebab aku sangat mengenali milikku, dan kau hanya mendaku dengan bukti lekatnya ia di tubuhmu, bagaimana kalau kita ber-tahkim?” #Hukum
49. Setelah berfikir sejenak, si Yahudi menjawab, “Aku setuju. Tapi siapa yang akan menjadi hakim urusan ini?” Kata Ali, “Syuraih!” #Hukum
50. “Apakah dia bisa berbuat adil, di mana aku seorang Ahli Kitab sedang engkau Amirul Mukminin?”, selidik si Yahudi. #Hukum
51. “Demi yang mengutus Musa dengan Taurat”, ujar Ali, “Aku yang akan pertama-tama meluruskannya dengan pedang jika dia bengkok.” #Hukum
53. Maka pergilah mereka kepada Kadi Syuraih. “Selamat datang wahai Amirul Mukminin!”, sambut Syuraih. Dia menanyai kedua pihak. #Hukum
54. “Sudah 3 ketidakadilan kurasakan sejak masuk majelismu hai Syuraih!”, tegur Ali. “Luruskanlah atau kelayakanmu mengadili batal!” #Hukum
55. “Pertama kau panggil aku dengan gelar, sementara dia hanya nama. Kedua kau dudukkan aku di sisimu, sementara dia di hadapan kita” #Hukum
56. “Ketiga, kau biarkan aku menjawab tanpa bantahan. Sedang jawaban dia kau pertanyakan lagi.” Si Yahudi heran dengan keberatan Ali. #Hukum
57. Setelah beberapa hal diluruskan, Syuraih berkata, “Amiral Mukminin, ini memang baju besimu yang jatuh dari kuda saat di Auraq..” #Hukum
58. “Tapi untuk memutuskan bahwa ia memang milikmu”, lanjut Syuraih, “Aku tetap membutuhkan kesaksian 2 orang lelaki adil.” #Hukum
59. “Maka inilah Hasan & pelayanku Qanbur sebagai saksiku!”, ujar Ali. “Qanbur bisa kuterima”, jawab Syuraih, “Tapi Hasan tidak.” #Hukum
60. “Kesaksian seorang anak untuk ayahnya tidak dapat diterima oleh pengadilan ini!”, tegas Syuraih. Ali tercenung sejenak. #Hukum
61. “Tapi tidakkah kau mendengar”, sanggah Ali, “Umar berkata bahwa Rasul bersabda; Al Hasan & Al Husain itu penghulu pemuda surga?” #Hukum
62. “Maaf”, kata Syuraih sambil tersenyum, “Aku tak menemukan dalil bahwa hal semacam itu bisa mengecualikan dalam hak persaksian.” #Hukum
63. Maka Syuraih memutuskan bahwa baju besi itu menjadi milik si Yahudi sebab Ali gagal menghadirkan 2 saksi untuk pendakuannya. #Hukum
64. Ujung kisah ini kita hafal: tersentuh, si Yahudi masuk Islam, dan hendak kembalikan baju besi yang memang adalah milik Ali itu. #Hukum
65. Ali menolak. “Tidak”, katanya, “Kau sekarang saudaraku, maka itu -juga kuda ini- hadiah dariku agar tumbuh cinta di antara kita.” #Hukum
66. Kisah ini terdapat dalam Hilyatul Auliya-Abu Nu’aim, Subulus Salam-Ash Shan’ani, Akhbarul Qudhah-MUhammad ibn Khalaf, dll. #Hukum
67. Beberapa ‘ulama hadits muataakhirin enggan menerimanya sebab meski ada 3 jalur periwayatan ada sedikit cela dalam tiap sanadnya. #Hukum
68. Memang, andai standar pensahihan hadits diterapkan tuk Tarikh, kita akan kehilangan 3/4 sejarah Islam, ujar Abul A’la Al Maududy. #Hukum
69. Maka sanad kisah ini masih ‘termaafkan’. Hm, untuk kita ambil sebagai ibrah bahwa penegakan #Hukum tetaplah harus kaku & prosedural ;P
70. Baik dari kisah Umar maupun Ali, tampak #Hukum sebagai sistem tetap harus tegak prosedurnya, meski awal-awal rasa keadilan agak terusik.
71. Sebab ‘rasa’ terlalu mudah dimainkan tuk kepentingan. Ada kaidah; “Nahnu nahkumu bizh zhawaahir, kita ber #Hukum dengan apa nan tampak.”
72. Pada sisi itu, akhirnya saya mengapresiasi juga Ibunda Albertina Ho dkk; prosedur sudah dijalankan. Idealisme kita tentang KUHP.. #Hukum
73. …yang lebih baik -semisal gemas hati untuk berlakukan potong tangan bagi Gayus ;P - masih harus diperjuangkan dengan prosedural #Hukum
74. Selebihnya, membaikkan perilaku penegak #Hukum; (dalam kisah Umar & Ali kita temukan faktor ini pegang kunci happy-ending nya perkara).
75. Membaikkan #Hukum negeri ini masih panjang jalannya, sedikit pejuangnya, banyak bahayanya, lelahkan jiwa. Tapi teruslah, dan senyumlah;)
-end-
2. Tiga orang muda datang menghadap; 2 bersaudara berwajah marah yang mengapit pemuda lusuh nan tertunduk dalam belengguan mereka. #Hukum
3. “Tegakkan keadilan untuk kami hai Amiral Mukminin”, ujar seorang, “Qishash-lah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatannya!” #Hukum
4. Umar bangkit. “Bertaqwalah pada Allah”, serunya pada semua. “Benarkah engkau membunuh ayah mereka wahai anak muda?”, selidiknya. #Hukum
5. Pemuda itu menunduk sesal. “Benar wahai Amiral Mukminin!”, jawabnya ksatria. “Ceritakanlah pada kami kejadiannya!”, tukas Umar. #Hukum
6. “Aku datang dari pedalaman yang jauh”, ungkapnya, “Kaumku mempercayakan berbagi urusan muamalah untuk kuseslesaikan di kota ini.” #Hukum
7. “Saat sampai”, lanjutnya, “Kutambatkan untaku di satu tunggul kurma, lalu kutinggalkan ia. Begitu kembali, aku terkejut & terpana” #Hukum
8. “Tampak olehku seorang lelaki tua sedang menyembelih untaku di lahan kebunnya yang tampak rusak terinjak & ragas-rigis tanamannya” #Hukum
9. “Sungguh aku sangat marah & dengan murka kucabut pedang hingga terbunuhlah si bapak itu. Dialah rupanya ayah kedua saudaraku ini.” #Hukum
10. “Wahai Amiral Mukminin”, ujar seorang penggugat, “Kau telah dengar pengakuannya, dan kami bisa hadirkan banyak saksi untuk itu.” #Hukum
11. “Tegakkanlah had Allah atasnya!”, timpal nan lain. Umar galau & bimbang setelah mendengar lebih jauh kisah pemuda terdakwa itu. #Hukum
12. “Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih & baik”, ujar ‘Umar, “Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat” #Hukum
13. “Izinkan aku”, ujar Umar, “Meminta kalian berdua untuk memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan Diyat atas kematian ayahmu.” #Hukum
14. “Maaf hai Amiral Mukminin”, potong kedua pemuda dengan mata masih nyala memerah; sedih & marah, “Kami sangat sayangi ayah kami.” #Hukum
15. “Bahkan andai harta sepenuh bumi dikumpulkan tuk buat kami kaya”, ujar salah satu, “Hati kami hanya kan ridha jiwa dibalas jiwa!” #Hukum
16. Umar yang tumbuh simpati pada terdakwa yang dinilainya amanah, jujur, & bertanggungjawab; tetap kehabisan akal yakinkan penggugat #Hukum
17. “Wahai Amiral Mukminin”, ujar pemuda tergugat itu dengan anggun & gagah, “Tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah Qishash atasku.” #Hukum
18. “Aku ridha pada ketentuan Allah”, lanjutnya, “Hanya saja izinkan aku menunaikan semua amanah & kewajiban yang tertanggung ini.” #Hukum
19. “Apa maksudmu?”, tanya hadirin. “Urusan muamalah kaumku”, ujar pemuda itu, “Berilah aku tangguh 3 hari untuk selesaikan semua.” #Hutang
20. “Aku berjanji dengan nama Allah yang menetapkan Qishash dalam Al Quran, aku kan kembali 3 hari dari sekarang tuk serahkan jiwaku” #Hukum
21. “Mana bisa begitu!”, teriak penggugat. “Nak”, ujar ‘Umar, “Tak punyakah kau kerabat & kenalan yang bisa kau limpahi urusan ini?” #Hukum
22. “Sayangnya tidak hai Amiral Mukminin. Dan bagaimana pendapatmu jika kematianku masih menanggung hutang & tanggungan amanah lain?” #Hukum
23. “Baik”, sahut ‘Umar, “Aku memberimu tangguh 3 hari; tapi harus ada seseorang yang menjaminmu bahwa kau tepat janji tuk kembali.” #Hukum
24. “Aku tak memiliki seorangpun. Hanya Allah, hanya Allah, yang jadi penjaminku wahai orang-orang yang beriman padaNya”, rajuknya. #Hukum
25. “Harus orang yang menjaminnya!”, ujar penggugat, “Andai pemuda ini ingkar janji, dia yang kan gantikan tempatnya tuk di-Qishash!” #Hukum
26. “Jadikan aku penjaminnya hai Amiral Mukminin!”, sebuah suara berat & berwibawa menyeruak dari arah hadirin. Itu Salman Al Farisi. #Hukum
27. “Salman?”, hardik Umar, “Demi Allah engkau belum mengenalnya! Demi Allah jangan main-main dengan urusan ini! Cabut kesediaanmu!” #Hukum
28. “Pengenalanku padanya tak beda dengan pengenalanmu ya Umar”, ujar Salman, “Aku percaya padanya sebagaimana engkau mempercayainya” #Hukum
29. Dengan berat hati, Umar melepas pemuda itu & menerima penjaminan yang dilakukan oleh Salman baginya. Tiga hari berlalu sudah. #Hukum
30. Detik-detik menjelang eksekusi begitu menegangkan. Pemuda itu belum muncul. Umar gelisah mondar-mandir. Penggugat mendecak kecewa #Hukum
31. Semua hadirin sangat khawatirkan Salman. Sahabat perantau negeri-pengembara iman itu mulia & tercinta di hati Rasul & sahabatnya. #Hukum
32. Mentari di hari batas nyaris terbenam; Salman dengan tentang & tawakkal melangtkah siap ke tempat Qishash. Isak pilu tertahan. #Hukum
33. Tetapi sesosok bayang berlari terengah dalam temaram, terseok terjerembab lalu bangkit & nyaris merangkak. “Itu dia!”, pekik Umar #Hukum
34. Pemuda itu dengan tubuh berkuah peluh & nafas putus-putus ambruk ke pangkuan Umar. “Maafkan aku!”, ujarnya. “Hampir terlambat.” #Hukum
35. “Urusan kaumku makan waktu. Kupacu tungganganku tanpa henti hingga ia sekarat di gurun & terpaksa kutinggalkan, lalu kuberlari..” #Hukum
36. “Demi Allah”, ujar Umar sambil menenangkan & meminumi, “Bukankah engkau bisa lari dari hukuman ini? Mengapa susah payah kembali?” #Hukum
37. “Supaya jangan sampai ada yang katakan”, ujar terdakwa itu dalam senyum, “Di kalangan muslimin tak ada lagi ksatria tepat janji.” #Hukum
38. “Lalu kau hai Salman”, ujar Umar berkaca-kaca, “Mengapa mau-maunya kau jadi penjamin seseorang yang tak kau kenal sama-sekali?” #Hukum
39. “Agar jangan sampai dikatakan”, jawab Salman teguh, “Di kalangan muslimin tak ada lagi saling percaya & menanggung beban saudara” #Hukum
40. “Allahu Akbar!”, pekik 2 pemuda penggugat sambil memeluk terdakwanya, “Allah & kaum muslimin jadi saksi bahwa kami memaafkannya” #Hukum
41. “Kalian”, kata Umar makin haru, “Apa maksudnya? Jadi kalian memaafkannya? Jadi dia tak jadi di-Qishash? Allahu Akbar! Mengapa?” #Hukum
42. “Agar jangan ada yang merasa”, sahut keduanya masih terisak, “Di kalangan kaum muslimin tak ada lagi kemaafan & kasih sayang.” #Hukum
43. Demikian kisah kasus #Hukum di zaman Umar. Salim pamit sejenak mau silaturrahim ke seorang Gurunda. InsyaaLlah nanti lanjut zaman Ali;)
44. Kasus #Hukum zaman Ali menarik jua; sengketa penguasa — minoritas. Tapi esok pagi saja ya Shalih(in+at), insyaaLlah. Baru asyik berilmu;)
45. Baju besi milik Ali ibn Abi Thalib satu waktu terselingsut saat persiapan tempur. Berikutnya, ia terlihat dipakai seorang Yahudi. #Hukum
46. Ali sangat mengenali baju besi miliknya itu, maka disergahlah si Yahudi dengan santun, “Saudara, setelan dzir’a itu milikku!” #Hukum
47. “Jika ia melekat pada tubuhku”, tukas si Yahudi berkacak pinggang, “Maka ia adalah milikku. Anda tak bisa mendaku sembarangan.” #Hukum
48. “Sebab aku sangat mengenali milikku, dan kau hanya mendaku dengan bukti lekatnya ia di tubuhmu, bagaimana kalau kita ber-tahkim?” #Hukum
49. Setelah berfikir sejenak, si Yahudi menjawab, “Aku setuju. Tapi siapa yang akan menjadi hakim urusan ini?” Kata Ali, “Syuraih!” #Hukum
50. “Apakah dia bisa berbuat adil, di mana aku seorang Ahli Kitab sedang engkau Amirul Mukminin?”, selidik si Yahudi. #Hukum
51. “Demi yang mengutus Musa dengan Taurat”, ujar Ali, “Aku yang akan pertama-tama meluruskannya dengan pedang jika dia bengkok.” #Hukum
53. Maka pergilah mereka kepada Kadi Syuraih. “Selamat datang wahai Amirul Mukminin!”, sambut Syuraih. Dia menanyai kedua pihak. #Hukum
54. “Sudah 3 ketidakadilan kurasakan sejak masuk majelismu hai Syuraih!”, tegur Ali. “Luruskanlah atau kelayakanmu mengadili batal!” #Hukum
55. “Pertama kau panggil aku dengan gelar, sementara dia hanya nama. Kedua kau dudukkan aku di sisimu, sementara dia di hadapan kita” #Hukum
56. “Ketiga, kau biarkan aku menjawab tanpa bantahan. Sedang jawaban dia kau pertanyakan lagi.” Si Yahudi heran dengan keberatan Ali. #Hukum
57. Setelah beberapa hal diluruskan, Syuraih berkata, “Amiral Mukminin, ini memang baju besimu yang jatuh dari kuda saat di Auraq..” #Hukum
58. “Tapi untuk memutuskan bahwa ia memang milikmu”, lanjut Syuraih, “Aku tetap membutuhkan kesaksian 2 orang lelaki adil.” #Hukum
59. “Maka inilah Hasan & pelayanku Qanbur sebagai saksiku!”, ujar Ali. “Qanbur bisa kuterima”, jawab Syuraih, “Tapi Hasan tidak.” #Hukum
60. “Kesaksian seorang anak untuk ayahnya tidak dapat diterima oleh pengadilan ini!”, tegas Syuraih. Ali tercenung sejenak. #Hukum
61. “Tapi tidakkah kau mendengar”, sanggah Ali, “Umar berkata bahwa Rasul bersabda; Al Hasan & Al Husain itu penghulu pemuda surga?” #Hukum
62. “Maaf”, kata Syuraih sambil tersenyum, “Aku tak menemukan dalil bahwa hal semacam itu bisa mengecualikan dalam hak persaksian.” #Hukum
63. Maka Syuraih memutuskan bahwa baju besi itu menjadi milik si Yahudi sebab Ali gagal menghadirkan 2 saksi untuk pendakuannya. #Hukum
64. Ujung kisah ini kita hafal: tersentuh, si Yahudi masuk Islam, dan hendak kembalikan baju besi yang memang adalah milik Ali itu. #Hukum
65. Ali menolak. “Tidak”, katanya, “Kau sekarang saudaraku, maka itu -juga kuda ini- hadiah dariku agar tumbuh cinta di antara kita.” #Hukum
66. Kisah ini terdapat dalam Hilyatul Auliya-Abu Nu’aim, Subulus Salam-Ash Shan’ani, Akhbarul Qudhah-MUhammad ibn Khalaf, dll. #Hukum
67. Beberapa ‘ulama hadits muataakhirin enggan menerimanya sebab meski ada 3 jalur periwayatan ada sedikit cela dalam tiap sanadnya. #Hukum
68. Memang, andai standar pensahihan hadits diterapkan tuk Tarikh, kita akan kehilangan 3/4 sejarah Islam, ujar Abul A’la Al Maududy. #Hukum
69. Maka sanad kisah ini masih ‘termaafkan’. Hm, untuk kita ambil sebagai ibrah bahwa penegakan #Hukum tetaplah harus kaku & prosedural ;P
70. Baik dari kisah Umar maupun Ali, tampak #Hukum sebagai sistem tetap harus tegak prosedurnya, meski awal-awal rasa keadilan agak terusik.
71. Sebab ‘rasa’ terlalu mudah dimainkan tuk kepentingan. Ada kaidah; “Nahnu nahkumu bizh zhawaahir, kita ber #Hukum dengan apa nan tampak.”
72. Pada sisi itu, akhirnya saya mengapresiasi juga Ibunda Albertina Ho dkk; prosedur sudah dijalankan. Idealisme kita tentang KUHP.. #Hukum
73. …yang lebih baik -semisal gemas hati untuk berlakukan potong tangan bagi Gayus ;P - masih harus diperjuangkan dengan prosedural #Hukum
74. Selebihnya, membaikkan perilaku penegak #Hukum; (dalam kisah Umar & Ali kita temukan faktor ini pegang kunci happy-ending nya perkara).
75. Membaikkan #Hukum negeri ini masih panjang jalannya, sedikit pejuangnya, banyak bahayanya, lelahkan jiwa. Tapi teruslah, dan senyumlah;)
-end-
Kultwit Salim A. Fillah tentang #PrinsipTwitteran
Ah, ingin sekali lagi mengingatkan diri di dunia Twitterland nan penuh warna ini. Moga menjadi panduan bersama ya. Repost: #PrinsipTwitteran
1. Tak congkak kalau difollow, tak kecewa jika di-unfollow, tetap berkebajikan ketika di-block, syukur saat kebaikan di-RT #PrinsipTwitteran
2. Ber-KICAU hanya yang baik: benar isinya, indah caranya, tepat waktunya. Atau DIAM menyimak, mengambil ‘ibrah terbaiknya #PrinsipTwitteran
3. Hindari dusta meski sedang bercanda. Hindari debat-perbantahan yang tak lahirkan amal, meski berada di pihak nan benar #PrinsipTwitteran
4. Memaafkan khilaf-khilaf sesama, menyuruh senantiasa pada yang baik adanya, mengabaikan yang jahil nan tak berharga #PrinsipTwitteran
5. Me-RT hanya nan jelas benar, baik, dan bergunanya; sebab cukuplah disebut dusta dia yang katakan segala nan didengarnya #PrinsipTwitteran
6. Benci dan permusuhan pada orang atau pihak tak boleh hingga lunturkan akhlaq mulia, kesantunan kata, & sikap adil kita #PrinsipTwitteran
7. Smua tweeps itu Guru, apapun tweetnya. Bukan sebab mereka pasti bijak. Tapi kitalah nan selalu belajar tuk jadi bestari #PrinsipTwitteran
8. Menista & merendahkan pribadi Tweep lain tidaklah menjatuhkannya. Itu hanya menunjukkan kerdil & hinanya diri sendiri #PrinsipTwitteran
9. Menjadi kritis tak sama dengan ber-sinis ria. Tak bisa bedakan keduanya menyulitkan kita beri sumbangsih pada kebenaran #PrinsipTwitteran
10. Balaslah tiap yang menyakitkan dengan yang menyembuhkan. Balaslah tiap yang menjatuhkan dengan yang membangunkan #PrinsipTwitteran
11. Sikapi tiap yang menyesatkan dengan cantiknya ungkapan berhidayah. Sikapi tiap nan keliru dengan indahnya berkebenaran #PrinsipTwitteran
12. Tanggapi tiap yang mengacau dengan keteraturan. Tanggapi tiap nan membabibuta dengan 7 basuhan, air & salah 1-nya debu #PrinsipTwitteran
13. Mereka yang suka menghina adalah bukti bahwa dirinya rindu pemuliaan. Berikanlah selayaknya dengan murah hati #PrinsipTwitteran
14. Mereka nan suka menghakimi itu tanda bahwa kelak dirinya jadi terdakwa di depan banyak korban. Kasihilah dengan tulus #PrinsipTwitteran
15. Reaksi berlebihan ialah tanda bahwa ada luka di hati kita. (Jabat tangan pun menyakitkan bagi yang jarinya bertelusuk) #PrinsipTwitteran
16. Luka yang berbahaya ialah luka pada mereka nan shalih. Luka itu menuntun kita tak suka pada keshalihan. Sembuhkanlah! #PrinsipTwitteran
17. Jika kita merasa bahwa semua Tweeps punya masalah dengan kita, curigalah bahwa kita inilah masalahnya. Lalu berbenah. #PrinsipTwitteran
18. Jika kita merasa bahwa segala di sekitar gelap, curigalah bahwa kita ini yang dikirim Allah sebagai cahaya. Berkilau! #PrinsipTwitteran
19. Mengeluh pada banyak orang adalah cara termudah untuk mengubah gelap yang setitik menjadi pekat semesta. Bijaklah! #PrinsipTwitteran
20. Jadikan penyebutan nikmat-nikmatNya dalam tweet kita sebagai inspirasi syukur & kerja keras, bukan riya’ & takjub diri #PrinsipTwitteran
21. Doa selalu baik; nan kala gaibnya mustajab, nan di hadapannya jadi pujian penuh makna. Saling memanggillah dengan doa! #PrinsipTwitteran
22. Pada tiap gaya, kita ingat bahwa; banyak canda turun wibawa, banyak keluh kehormatan jatuh, mudah marah jatuh ‘izzah. #PrinsipTwitteran
23. Setiap twit yang baik itu sedekah. Ia lebih baik dibanding pemberian emas sepenuh bumi diikuti ungkitan nan menyakiti. #PrinsipTwitteran
24. Setiap keterlibatan dalam ghibah & aib sesama, membuat pahala diambil & dosa si teraib ditambahkan ke buku amal kita. #PrinsipTwitteran
25. Mungkin ada yang menyebut sok alim, sok suci, sok shalih tersebab tweets kita baik. Bagaimanapun jua, berkebajikanlah. #PrinsipTwitteran
26. Berceritalah tentang diri, tapi tak perlu banyak-banyak. Sebab yang mencinta tak memerlukan, yang benci takkan percaya #PrinsipTwitteran
28. Senyum kecil & pujian sederhana mungkin saja membuat Tweeps lain kembali percaya bahwa dia berhak & layak berbuat baik #PrinsipTwitteran
29. Menyebut asal twit saat RT, Co-Pas, & inspired ialah bagian dari penghormatan pada Tweeps lain, juga pada nurani kita. #PrinsipTwitteran
30. Meng #FF orang shalih nan tweet-nya mencerahkan ialah jasa berbalas surga, seperti Habib An Najjar (Qs Yaasiin: 20-27) #PrinsipTwitteran
31. Jauh lebih mudah mendapat teman dengan tertarik pada mereka, daripada mencoba membuat mereka tertarik pada kita. #PrinsipTwitteran
32. Menyenangkan semua orang itu melelahkan. Cukuplah twit-twit ini jadi gambaran bahwa yang kita kehendaki murni baiknya. #PrinsipTwitteran
33. Bersikap santun jika berada di jalan benar. Sebab orang benar nan tak santun melunturkan hormat insan pada kebenaran. #PrinsipTwitteran
-end-
Sumber: TL @salimafillah
1. Tak congkak kalau difollow, tak kecewa jika di-unfollow, tetap berkebajikan ketika di-block, syukur saat kebaikan di-RT #PrinsipTwitteran
2. Ber-KICAU hanya yang baik: benar isinya, indah caranya, tepat waktunya. Atau DIAM menyimak, mengambil ‘ibrah terbaiknya #PrinsipTwitteran
3. Hindari dusta meski sedang bercanda. Hindari debat-perbantahan yang tak lahirkan amal, meski berada di pihak nan benar #PrinsipTwitteran
4. Memaafkan khilaf-khilaf sesama, menyuruh senantiasa pada yang baik adanya, mengabaikan yang jahil nan tak berharga #PrinsipTwitteran
5. Me-RT hanya nan jelas benar, baik, dan bergunanya; sebab cukuplah disebut dusta dia yang katakan segala nan didengarnya #PrinsipTwitteran
6. Benci dan permusuhan pada orang atau pihak tak boleh hingga lunturkan akhlaq mulia, kesantunan kata, & sikap adil kita #PrinsipTwitteran
7. Smua tweeps itu Guru, apapun tweetnya. Bukan sebab mereka pasti bijak. Tapi kitalah nan selalu belajar tuk jadi bestari #PrinsipTwitteran
8. Menista & merendahkan pribadi Tweep lain tidaklah menjatuhkannya. Itu hanya menunjukkan kerdil & hinanya diri sendiri #PrinsipTwitteran
9. Menjadi kritis tak sama dengan ber-sinis ria. Tak bisa bedakan keduanya menyulitkan kita beri sumbangsih pada kebenaran #PrinsipTwitteran
10. Balaslah tiap yang menyakitkan dengan yang menyembuhkan. Balaslah tiap yang menjatuhkan dengan yang membangunkan #PrinsipTwitteran
11. Sikapi tiap yang menyesatkan dengan cantiknya ungkapan berhidayah. Sikapi tiap nan keliru dengan indahnya berkebenaran #PrinsipTwitteran
12. Tanggapi tiap yang mengacau dengan keteraturan. Tanggapi tiap nan membabibuta dengan 7 basuhan, air & salah 1-nya debu #PrinsipTwitteran
13. Mereka yang suka menghina adalah bukti bahwa dirinya rindu pemuliaan. Berikanlah selayaknya dengan murah hati #PrinsipTwitteran
14. Mereka nan suka menghakimi itu tanda bahwa kelak dirinya jadi terdakwa di depan banyak korban. Kasihilah dengan tulus #PrinsipTwitteran
15. Reaksi berlebihan ialah tanda bahwa ada luka di hati kita. (Jabat tangan pun menyakitkan bagi yang jarinya bertelusuk) #PrinsipTwitteran
16. Luka yang berbahaya ialah luka pada mereka nan shalih. Luka itu menuntun kita tak suka pada keshalihan. Sembuhkanlah! #PrinsipTwitteran
17. Jika kita merasa bahwa semua Tweeps punya masalah dengan kita, curigalah bahwa kita inilah masalahnya. Lalu berbenah. #PrinsipTwitteran
18. Jika kita merasa bahwa segala di sekitar gelap, curigalah bahwa kita ini yang dikirim Allah sebagai cahaya. Berkilau! #PrinsipTwitteran
19. Mengeluh pada banyak orang adalah cara termudah untuk mengubah gelap yang setitik menjadi pekat semesta. Bijaklah! #PrinsipTwitteran
20. Jadikan penyebutan nikmat-nikmatNya dalam tweet kita sebagai inspirasi syukur & kerja keras, bukan riya’ & takjub diri #PrinsipTwitteran
21. Doa selalu baik; nan kala gaibnya mustajab, nan di hadapannya jadi pujian penuh makna. Saling memanggillah dengan doa! #PrinsipTwitteran
22. Pada tiap gaya, kita ingat bahwa; banyak canda turun wibawa, banyak keluh kehormatan jatuh, mudah marah jatuh ‘izzah. #PrinsipTwitteran
23. Setiap twit yang baik itu sedekah. Ia lebih baik dibanding pemberian emas sepenuh bumi diikuti ungkitan nan menyakiti. #PrinsipTwitteran
24. Setiap keterlibatan dalam ghibah & aib sesama, membuat pahala diambil & dosa si teraib ditambahkan ke buku amal kita. #PrinsipTwitteran
25. Mungkin ada yang menyebut sok alim, sok suci, sok shalih tersebab tweets kita baik. Bagaimanapun jua, berkebajikanlah. #PrinsipTwitteran
26. Berceritalah tentang diri, tapi tak perlu banyak-banyak. Sebab yang mencinta tak memerlukan, yang benci takkan percaya #PrinsipTwitteran
28. Senyum kecil & pujian sederhana mungkin saja membuat Tweeps lain kembali percaya bahwa dia berhak & layak berbuat baik #PrinsipTwitteran
29. Menyebut asal twit saat RT, Co-Pas, & inspired ialah bagian dari penghormatan pada Tweeps lain, juga pada nurani kita. #PrinsipTwitteran
30. Meng #FF orang shalih nan tweet-nya mencerahkan ialah jasa berbalas surga, seperti Habib An Najjar (Qs Yaasiin: 20-27) #PrinsipTwitteran
31. Jauh lebih mudah mendapat teman dengan tertarik pada mereka, daripada mencoba membuat mereka tertarik pada kita. #PrinsipTwitteran
32. Menyenangkan semua orang itu melelahkan. Cukuplah twit-twit ini jadi gambaran bahwa yang kita kehendaki murni baiknya. #PrinsipTwitteran
33. Bersikap santun jika berada di jalan benar. Sebab orang benar nan tak santun melunturkan hormat insan pada kebenaran. #PrinsipTwitteran
-end-
Sumber: TL @salimafillah
Kultwit Salim A. Fillah tentang #Nikah
1. Dalam isyarat Nabi tentang #Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati.
2. Maka #Nikah sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya.
3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat #Nikah hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan.
4. Persiapan #Nikah hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.”
5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. #Nikah
6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. #Nikah
7. Jika kesiapan #Nikah diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup.
8. Izinkan saya membagi Persiapan #Nikah dalam 5 ranah: Ruhiyah, ‘Ilmiyah, Jasadiyah (Fisik), Maaliyah (Finansial), Ijtima’iyah (Sosial)
9. Persiapan #Nikah perlu start awal. Salim nikah usia 20 th, tapi karena persiapannya dimulai umur 15 th, maka tak bisa disebut tergesa.
10. Sebaliknya, ada orang yang #Nikah-nya umur 30 th, tapi persiapan penuh kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa.
11. Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah nan paling mendasar. Segala persiapan #Nikah lainnya berpijak pada yang satu ini.
12. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri menerima ujian & tanggungjawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan. #Nikah
13. (QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear: pasangan hidup. Begitu #Nikah berjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi, investasi.
14. Sebelum #Nikah, grafik hidup kita analog dengan amplitudo kecil. Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya MUSIBAH.
15. Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait #Nikah adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu.
16. SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia keinsyafan bahwa tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih & kurangnya. #Nikah
17. Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, & dukung penuh perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua. #Nikah
18. ‘Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua lelaki siap dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu #Nikah
19. Persiapan Ruhiyah #Nikah adalah mengubah ekspektasi menjadi obsesi. Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan dibaktikan.
20. Jika #Nikah masih terbayang sbb: lapar ada yang masakin, capek ada yang mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa.
21. Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang masak, tukang pijit, & tukang cuci;) Ber-obsesilah dalam #Nikah. “Apa obsesimu?”
22. Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah #Nikah semisal: Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk mensurgakan keluargamu?
23. Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah #Nikah adalah menata ketundukan pada segala ketentuanNya dalam rumahtangga & masalah-masalahnya.
24. Lalu persiapan ‘Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) #Nikah, meliput banyak hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll
25. Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas minimal lmu syar’i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga #Nikah
26. Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah rumahtangga bukan krn ada maksud jahat, melainkan maksud baik nan kurang ilmu #Nikah
27. Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan diciptakan berbeda dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami & bersinergi. #Nikah
28. Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita: berbagi, didengarkan, dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi #Nikah
29. Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi: “Aku mencintaimu seperti aku ingin dicintai” Konflik pasti meraja. #Nikah
30. ->Suami pulang dgn masalah berat disambut isteri yg memaksa ingin tahu & dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri & bersolusi. #Nikah
31. Lihatlah Khadijah saat Muhammad pulang dr Hira’ dengan panik & resah. Dia tak bertanya, dia sediakan ruang sendiri & kontemplasi. #Nikah
32. Sebaliknya-> Isteri yg sdg ingin didengar lalu curhat ke suami, suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti. #Nikah
33. Isteri: Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla. Suami: OK, kita cari pembantu. I: O, jadi aku dianggap pembantu?!. S: Lho?! #Nikah
34. BEDA: Istri cerita untuk ringankan beban hatinya. Dimengerti itu solusi > Jawab suami: Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang sendiri” Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: Tolong jemput Salma! #Nikah
38. BEDA. Bagi suami masalah hrs disederhanakan (Spiral ke dalam). Bagi isteri, tiap detail & keterkaitan sgt penting (Spiral keluar) #Nikah
39. Dan banyak lagi BEDA yang jk tak diilmui potensial jd masalah serius. Lengkapnya di Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4
40. Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar jd suami/isteri, tiba-tiba sdh jd ayah/ibu. Maka segeralah belajar jd Ortu #Nikah
41. Anak adl karunia yg hiasi hidup, amanah (lahir dalam fitrah, kembalikan ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian). #Nikah
42. 42. Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal parenting adalah niscaya. ie Hadits: renggutan kasar pd bayi membekas di jiwa. #Nikah
43. Uji kecil buat calon ibu & ayah: “Apa yang anda lakukan saat anak lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?” #Nikah
44. LAZIM: “Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh kan!” -> Anak belajar utk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya. #Nikah
45. LAZIM: “iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!” -> Anak belajar salahkan keadaan sekitar utk excuse dr kurangnya ikhtiyar. #Nikah
46. LAZIM: “Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak gitu!” -> Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sdh tua & sakit-sakitan;P #Nikah
47. Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bg masa depan anak kita. Latihlah dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dlm taqwa (QS 4: 9) #Nikah
48. Kita masuk persiapan Jasadiyah (Fisik) untuk #Nikah. Ini jua perkara penting sebab terkait dengan keamanan, kenyamanan, & ketenagaan.
49. Awal-awal, periksa & konsultasilah ke dokter atas termungkinnya sgl penyakit tubuh, lebih-lebih nan terkait kesehatan reproduksi #Nikah
50. Per #Nikah-an itu utuh di segala sisi diri, maka menjalani terapi & rawatan tertentu untuk membaikkan fisik adalah jua hal yang utama.
51. Fisik kita & pasangan bertanggungjawab lahirkan generasi penerus yang lebih baik. Maka perbaiki daya & staminanya sejak sekarang. #Nikah
52. Perbaiki pola asup, tata gizi seimbang. Allah akan mintai tg jawab jajan sembarangan jika ia jadi sebab jeleknya kualitas penerus #Nikah
53. Bangun kebiasaan olahraga ilmiah; tak asal gerak tapi membugarkan, menyehatkan, melatih ketahanan. Tugas fisik berlipat 3 setelah #Nikah
54. Jadi, target persiapan fisik #Nikah itu 3 tingkatan; PRIMER: sehat & aman penyakit, SEKUNDER: bugar & tangkas, TERSIER: beauty & charm;)
55. Selanjutnya, persiapan Maliyah (finansial), ini yang paling sering menghantui & membuat ragu sepertinya. Padahal ianya sederhana. #Nikah
56. Yang tepat bicara persiapan Maliyah ini sebenarnya Ust. @ahmadgozali, izinkan Salim lancang singgung sedikit dgn ilmu nan dangkal #Nikah
57. Konsep awal; tugas suami adalah menafkahi, BUKAN mencari nafkah. Nah, bekerja itu keutamaan & penegasan kepemimpinan suami. #Nikah
58. Ingat & catat: Persiapan finansial #Nikah sama sekali TIDAK bicara tentang berapa banyak uang, rumah, & kendaraan yang harus anda punya.
59. Persiapan finansial #Nikah bicara tentang kapabilitas hasilkan nafkah, wujudnya upaya untuk itu, & kemampuan kelola sejumlah apapun ia.
60. Maka memulai per #nikah-an, BUKAN soal apa anda sudah punya tabungan, rumah, & kendaraan. Ia soal kompetensi & kehendak baik menafkahi.
61. ‘Ali ibn Abi Thalib memulai #Nikah bukan dari nol, melainkan minus: rumah, perabot, dll dari sumbangan kawan dihitung hutang oleh Nabi.
62. Tetapi ‘Ali menunjukkan diri sebagai calon suami kompeten; dia mandiri, siap bekerja jadi kuli air dengan upah segenggam kurma. #Nikah
63. Maka sesudah kompetensi & kehendak menafkahi yang wujud dalam aksi bekerja -apapun ia-, iman menuntun: #Nikah itu buat kaya (QS 24: 32)
64. Agak malu, Salim juga minus saat nikah; hutang yang terrencanakan terbayar dalam 2 tahun menurut proyeksi hasil kerja saat itu. #Nikah
65. Tetapi Allah Maha Kaya, dan #Nikah menjadi pintu pengetuknya. Hadirnya isteri menjadi penyemangat; hutang itu selesai dalam 2 bulan.
66. Buatlah proyeksi nafkah #Nikah secara ilmiah & executable, JANGAN masukkan pertolongan Allah dlm hitungan, tapi siaplah dgn kejutanNya;)
67. Kemapanan itu tidak abadi. Saya memilih #Nikah di usia 20 saat belum mapan agar tersiapkan isteri untuk hadapi lapang maupun sempitnya;)
68. Bahkan ketidakmapanan yang disikapi positif menurut penelitian Linda J. Waite (Psikolog UCLA), signifikan memperkuat ikatan cinta #Nikah
69. Ketidakmapanan nan dinamis menurut penelitian Karolinska Institute Swedia, menguatkan jantung, meningkatkan angka harapan hidup. #Nikah
70. Karolinska Institute: kemapanan lemahkan daya tahan jantung thd serangan. Di Swedia, biasanya yang kena infark langsung wafat PNS #Nikah
71. Sebuah per #Nikah-an yang utuh punya visi & misi kemasyarakatan untuk menjadi pilar kebajikan di tengah kemajemukan suatu lingkungan.
72. Untuk itu, mereka yang akan me #Nikah hendaknya mengasah keterampilan sosialnya jauh-jauh hari, sekaligus sebagai bagian pendewasaan.
73. Membiasakan mengkomunikasikan prinsip-prinsip nan diyakini terkait per #Nikah-an & kehidupan kepada Ortu bisa jadi bagian dari latihan.
74. Prinsip Quran tentang hubungan dengan Ortu ialah ‘persahabatan’, Wa Shaahibhuma (QS Luqman 15). Gunakan itu untuk dewasakan diri. #Nikah
75. Maka kadang Salim menilai kedewasaan kawan yang ingin me #Nikah dengan keberhasilannya untuk komunikasikan prinsip pada Ortu scr ma’ruf.
76. Persiapan kemasyarakatan: kumpulkan modal sosial sebanyak-banyaknya; bahasa, ilmu sosio-antropologis, kelincahan organisasi, dll. #Nikah
77. Per #Nikah-an kita harus hadir sbg pengokoh kebajikan masyarakat, bukan beban ataupun pelengkap-penderita. Utama lagi, jadi pelopor.
78. Mulailah dgn perkenalan berkesan pada lingkungan. Saat walimah nanti; tetangga rumah tinggal setelah #Nikah adl yg plg berhak diundang.
79. Jika harus pindah tempat tinggal, mulai jg dgn perkenalan. Pr tokoh: datangi silaturrahim. Masyarakat umum: undang tasyakuran. #Nikah
80. Stl itu, target besarnya adl menjadikan pintu rumah kita sbg yang plg pertama diketuk saat masyarakat sekitar memerlukan bantuan. #Nikah
81. Tentu berat menopangnya sendiri. Mk yang harus kita punya bkn hanya ASET, melainkan juga AKSES. Bangun jaringan slg menguatkan. #Nikah
82. Ilmuilah bgmn cr menguruskan jaminan kesehatan miskin, beasiswa tak mampu, biaya RS, mobil jenazah gratis, dll DEMI TETANGGA KITA #Nikah
83. Tampillah sbg yang penting & bermanfaat dlm hajat-hajat kebahagiaan maupun duka tetangga, juga rayaan-rayaan sosial-masyarakat. #Nikah
84. Tampillah sbg yang terbaik sejangkau suai kemampuan; Imam Masjid, muadzin, Guru TPA, Bendahara RT, Ketua RW, Pendoa jenazah, dst #Nikah
85. Tampillah sbg nan paling besar kontribusi dlm kebaikan-kebaikan sosial: Agustusan, Syawalan, Kerja Bakti, Arisan, Pengajian, dst #Nikah
86. Ringkas kata untuk persiapan sosial #Nikah ini adalah bermampu diri utk menjadi pribadi & keluarga yg AMAN, RAMAH, BERMANFAAT :-) #Nikah
87. Tuntaslah KulTwit Persiapan #Nikah yg diambil dr bagian awal buku Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4 Semoga manfaat;)
-end-
semoga bermanfaat
Sumber: TL @salimafillah on twitter
2. Maka #Nikah sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya.
3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat #Nikah hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan.
4. Persiapan #Nikah hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.”
5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. #Nikah
6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. #Nikah
7. Jika kesiapan #Nikah diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup.
8. Izinkan saya membagi Persiapan #Nikah dalam 5 ranah: Ruhiyah, ‘Ilmiyah, Jasadiyah (Fisik), Maaliyah (Finansial), Ijtima’iyah (Sosial)
9. Persiapan #Nikah perlu start awal. Salim nikah usia 20 th, tapi karena persiapannya dimulai umur 15 th, maka tak bisa disebut tergesa.
10. Sebaliknya, ada orang yang #Nikah-nya umur 30 th, tapi persiapan penuh kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa.
11. Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah nan paling mendasar. Segala persiapan #Nikah lainnya berpijak pada yang satu ini.
12. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri menerima ujian & tanggungjawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan. #Nikah
13. (QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear: pasangan hidup. Begitu #Nikah berjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi, investasi.
14. Sebelum #Nikah, grafik hidup kita analog dengan amplitudo kecil. Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya MUSIBAH.
15. Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait #Nikah adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu.
16. SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia keinsyafan bahwa tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih & kurangnya. #Nikah
17. Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, & dukung penuh perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua. #Nikah
18. ‘Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua lelaki siap dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu #Nikah
19. Persiapan Ruhiyah #Nikah adalah mengubah ekspektasi menjadi obsesi. Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan dibaktikan.
20. Jika #Nikah masih terbayang sbb: lapar ada yang masakin, capek ada yang mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa.
21. Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang masak, tukang pijit, & tukang cuci;) Ber-obsesilah dalam #Nikah. “Apa obsesimu?”
22. Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah #Nikah semisal: Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk mensurgakan keluargamu?
23. Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah #Nikah adalah menata ketundukan pada segala ketentuanNya dalam rumahtangga & masalah-masalahnya.
24. Lalu persiapan ‘Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) #Nikah, meliput banyak hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll
25. Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas minimal lmu syar’i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga #Nikah
26. Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah rumahtangga bukan krn ada maksud jahat, melainkan maksud baik nan kurang ilmu #Nikah
27. Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan diciptakan berbeda dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami & bersinergi. #Nikah
28. Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita: berbagi, didengarkan, dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi #Nikah
29. Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi: “Aku mencintaimu seperti aku ingin dicintai” Konflik pasti meraja. #Nikah
30. ->Suami pulang dgn masalah berat disambut isteri yg memaksa ingin tahu & dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri & bersolusi. #Nikah
31. Lihatlah Khadijah saat Muhammad pulang dr Hira’ dengan panik & resah. Dia tak bertanya, dia sediakan ruang sendiri & kontemplasi. #Nikah
32. Sebaliknya-> Isteri yg sdg ingin didengar lalu curhat ke suami, suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti. #Nikah
33. Isteri: Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla. Suami: OK, kita cari pembantu. I: O, jadi aku dianggap pembantu?!. S: Lho?! #Nikah
34. BEDA: Istri cerita untuk ringankan beban hatinya. Dimengerti itu solusi > Jawab suami: Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang sendiri” Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: Tolong jemput Salma! #Nikah
38. BEDA. Bagi suami masalah hrs disederhanakan (Spiral ke dalam). Bagi isteri, tiap detail & keterkaitan sgt penting (Spiral keluar) #Nikah
39. Dan banyak lagi BEDA yang jk tak diilmui potensial jd masalah serius. Lengkapnya di Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4
40. Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar jd suami/isteri, tiba-tiba sdh jd ayah/ibu. Maka segeralah belajar jd Ortu #Nikah
41. Anak adl karunia yg hiasi hidup, amanah (lahir dalam fitrah, kembalikan ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian). #Nikah
42. 42. Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal parenting adalah niscaya. ie Hadits: renggutan kasar pd bayi membekas di jiwa. #Nikah
43. Uji kecil buat calon ibu & ayah: “Apa yang anda lakukan saat anak lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?” #Nikah
44. LAZIM: “Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh kan!” -> Anak belajar utk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya. #Nikah
45. LAZIM: “iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!” -> Anak belajar salahkan keadaan sekitar utk excuse dr kurangnya ikhtiyar. #Nikah
46. LAZIM: “Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak gitu!” -> Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sdh tua & sakit-sakitan;P #Nikah
47. Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bg masa depan anak kita. Latihlah dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dlm taqwa (QS 4: 9) #Nikah
48. Kita masuk persiapan Jasadiyah (Fisik) untuk #Nikah. Ini jua perkara penting sebab terkait dengan keamanan, kenyamanan, & ketenagaan.
49. Awal-awal, periksa & konsultasilah ke dokter atas termungkinnya sgl penyakit tubuh, lebih-lebih nan terkait kesehatan reproduksi #Nikah
50. Per #Nikah-an itu utuh di segala sisi diri, maka menjalani terapi & rawatan tertentu untuk membaikkan fisik adalah jua hal yang utama.
51. Fisik kita & pasangan bertanggungjawab lahirkan generasi penerus yang lebih baik. Maka perbaiki daya & staminanya sejak sekarang. #Nikah
52. Perbaiki pola asup, tata gizi seimbang. Allah akan mintai tg jawab jajan sembarangan jika ia jadi sebab jeleknya kualitas penerus #Nikah
53. Bangun kebiasaan olahraga ilmiah; tak asal gerak tapi membugarkan, menyehatkan, melatih ketahanan. Tugas fisik berlipat 3 setelah #Nikah
54. Jadi, target persiapan fisik #Nikah itu 3 tingkatan; PRIMER: sehat & aman penyakit, SEKUNDER: bugar & tangkas, TERSIER: beauty & charm;)
55. Selanjutnya, persiapan Maliyah (finansial), ini yang paling sering menghantui & membuat ragu sepertinya. Padahal ianya sederhana. #Nikah
56. Yang tepat bicara persiapan Maliyah ini sebenarnya Ust. @ahmadgozali, izinkan Salim lancang singgung sedikit dgn ilmu nan dangkal #Nikah
57. Konsep awal; tugas suami adalah menafkahi, BUKAN mencari nafkah. Nah, bekerja itu keutamaan & penegasan kepemimpinan suami. #Nikah
58. Ingat & catat: Persiapan finansial #Nikah sama sekali TIDAK bicara tentang berapa banyak uang, rumah, & kendaraan yang harus anda punya.
59. Persiapan finansial #Nikah bicara tentang kapabilitas hasilkan nafkah, wujudnya upaya untuk itu, & kemampuan kelola sejumlah apapun ia.
60. Maka memulai per #nikah-an, BUKAN soal apa anda sudah punya tabungan, rumah, & kendaraan. Ia soal kompetensi & kehendak baik menafkahi.
61. ‘Ali ibn Abi Thalib memulai #Nikah bukan dari nol, melainkan minus: rumah, perabot, dll dari sumbangan kawan dihitung hutang oleh Nabi.
62. Tetapi ‘Ali menunjukkan diri sebagai calon suami kompeten; dia mandiri, siap bekerja jadi kuli air dengan upah segenggam kurma. #Nikah
63. Maka sesudah kompetensi & kehendak menafkahi yang wujud dalam aksi bekerja -apapun ia-, iman menuntun: #Nikah itu buat kaya (QS 24: 32)
64. Agak malu, Salim juga minus saat nikah; hutang yang terrencanakan terbayar dalam 2 tahun menurut proyeksi hasil kerja saat itu. #Nikah
65. Tetapi Allah Maha Kaya, dan #Nikah menjadi pintu pengetuknya. Hadirnya isteri menjadi penyemangat; hutang itu selesai dalam 2 bulan.
66. Buatlah proyeksi nafkah #Nikah secara ilmiah & executable, JANGAN masukkan pertolongan Allah dlm hitungan, tapi siaplah dgn kejutanNya;)
67. Kemapanan itu tidak abadi. Saya memilih #Nikah di usia 20 saat belum mapan agar tersiapkan isteri untuk hadapi lapang maupun sempitnya;)
68. Bahkan ketidakmapanan yang disikapi positif menurut penelitian Linda J. Waite (Psikolog UCLA), signifikan memperkuat ikatan cinta #Nikah
69. Ketidakmapanan nan dinamis menurut penelitian Karolinska Institute Swedia, menguatkan jantung, meningkatkan angka harapan hidup. #Nikah
70. Karolinska Institute: kemapanan lemahkan daya tahan jantung thd serangan. Di Swedia, biasanya yang kena infark langsung wafat PNS #Nikah
71. Sebuah per #Nikah-an yang utuh punya visi & misi kemasyarakatan untuk menjadi pilar kebajikan di tengah kemajemukan suatu lingkungan.
72. Untuk itu, mereka yang akan me #Nikah hendaknya mengasah keterampilan sosialnya jauh-jauh hari, sekaligus sebagai bagian pendewasaan.
73. Membiasakan mengkomunikasikan prinsip-prinsip nan diyakini terkait per #Nikah-an & kehidupan kepada Ortu bisa jadi bagian dari latihan.
74. Prinsip Quran tentang hubungan dengan Ortu ialah ‘persahabatan’, Wa Shaahibhuma (QS Luqman 15). Gunakan itu untuk dewasakan diri. #Nikah
75. Maka kadang Salim menilai kedewasaan kawan yang ingin me #Nikah dengan keberhasilannya untuk komunikasikan prinsip pada Ortu scr ma’ruf.
76. Persiapan kemasyarakatan: kumpulkan modal sosial sebanyak-banyaknya; bahasa, ilmu sosio-antropologis, kelincahan organisasi, dll. #Nikah
77. Per #Nikah-an kita harus hadir sbg pengokoh kebajikan masyarakat, bukan beban ataupun pelengkap-penderita. Utama lagi, jadi pelopor.
78. Mulailah dgn perkenalan berkesan pada lingkungan. Saat walimah nanti; tetangga rumah tinggal setelah #Nikah adl yg plg berhak diundang.
79. Jika harus pindah tempat tinggal, mulai jg dgn perkenalan. Pr tokoh: datangi silaturrahim. Masyarakat umum: undang tasyakuran. #Nikah
80. Stl itu, target besarnya adl menjadikan pintu rumah kita sbg yang plg pertama diketuk saat masyarakat sekitar memerlukan bantuan. #Nikah
81. Tentu berat menopangnya sendiri. Mk yang harus kita punya bkn hanya ASET, melainkan juga AKSES. Bangun jaringan slg menguatkan. #Nikah
82. Ilmuilah bgmn cr menguruskan jaminan kesehatan miskin, beasiswa tak mampu, biaya RS, mobil jenazah gratis, dll DEMI TETANGGA KITA #Nikah
83. Tampillah sbg yang penting & bermanfaat dlm hajat-hajat kebahagiaan maupun duka tetangga, juga rayaan-rayaan sosial-masyarakat. #Nikah
84. Tampillah sbg yang terbaik sejangkau suai kemampuan; Imam Masjid, muadzin, Guru TPA, Bendahara RT, Ketua RW, Pendoa jenazah, dst #Nikah
85. Tampillah sbg nan paling besar kontribusi dlm kebaikan-kebaikan sosial: Agustusan, Syawalan, Kerja Bakti, Arisan, Pengajian, dst #Nikah
86. Ringkas kata untuk persiapan sosial #Nikah ini adalah bermampu diri utk menjadi pribadi & keluarga yg AMAN, RAMAH, BERMANFAAT :-) #Nikah
87. Tuntaslah KulTwit Persiapan #Nikah yg diambil dr bagian awal buku Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4 Semoga manfaat;)
-end-
semoga bermanfaat
Sumber: TL @salimafillah on twitter
Kultwit Salim A. Fillah tentang #Akhlak
1. “Akal yang sempurna ditandai dengan baiknya #Akhlaq. Sebab ialah yang memuliakan manusia di atas segala makhluq.” -Ibn Al Mubarak-
2. “Para ‘ulama yang ‘amilin & shalihin mempelajari ilmu dari guru-gurunya sekaligus mencerap & meneladani #Akhlaq mereka.” -Ibn Sirrin-
3. “Guru-guru kami senantiasa melazimkan bepergian setidaknya 2 tahun sekali untuk mengasah #Akhlaq mulianya.” -Al Hasan Al Bashri-
4. “Mempelajari #Akhlaq dari ‘ulama yang kau pergauli tiap harinya, lebih berharga daripada banyak bicara dengan mereka.” -Habib ibn Syahid-
5. “#Akhlaq-ku ialah menyimak tiap huruf guruku seakan belum pernah kudengar & kuharap seluruh anggota badanku punya telinga.” -Asy Syafi’i-
6. “Kuburu #Akhlaq tuk diteladani dari tiap insan nan kutemui, bagai seorang ibu yang mencari anak semata wayang nan hilang.” -Asy Syafi’i-
7. “Majlis Imam Ahmad dihadiri 50.000 orang; 500 orang saja nan mencatat hadits. Sisanya memperhatikan #Akhlaq & adab beliau.” -Adz Dzahabi-
8. “Aku bergaul dengan Ahmad ibn Hanbal 12 tahun lamanya. Tak satupun hadits kutulis. Kuperhatikan selalu #Akhlaq nya saja.” -Al Muthawwa’i-
9. “Aku belajar #Akhlaq 30 th lamanya. Aku belajar ilmu 20 th lamanya. Yang 20 tahun itu tiada bernilai tanpa 30 tahunnya.” -Ibn Al Mubarak-
10. “Jadikan ‘amalmu sebagai garam & #Akhlaq-mu sebagai gandumnya. Jangan sebaliknya. Itulah roti terlezat bagi hati nan lapar.” -Al Qarafi-
11. “Aku menyela guruku di majlisnya & bertanya. Maka murid lain menegurku; “Perbaiki adab & #Akhlaq-mu, kan kuberikan jawabnya.” -Ibn Sina-
12. “Inti Din adalah #Akhlaq. ‘Aqidah & ibadah itu akhlaq pada Allah, muamalah ialah akhlaq pada sesama, begitu seterusnya.” -Ibn ‘Utsaimin-
13. “Al Bukhari hafal sejuta hadits. Banyak ucapan berharga lalu digugurkannya karena Rawi-nya tak menjaga #Akhlaq pada hewan.” -Al Arnauth-
Demikian Shalih(in+at) 13 quotes #Akhlaq; Ia penanda kesempurnaan akal. Palsulah yang mengaku berilmu tapi tak beradab dalam kata & laku.
Sebab yang berilmu adalah ia nan paling menjaga tunduk-takutnya pada Allah ‘Azza wa Jalla (QS35: 28) lalu hiasi diri dengan #Akhlaq terpuji.
Memang benar “Lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapanya”, tapi kita seharusnya mengupayakan diri agar layak didengar. Dengan #Akhlaq;)
Maksud No.13 —> Misal: untuk menangkap binatang, dia manggil-manggil seakan mau kasih makan padahal tidak;)
Q-A
Al Muthawwa’i hafal hadits tanpa mencatat;P “@duwisusilo: @salimafillah lbh utama m’catat ilmu apa perhatikan akhlak sang mu’alim?”
Bagian dari akhlaq saya adalah untuk tidak mengomentarinya:) “@jsattaubah: Jk ada Ustadz yg merokok berarti #Akhlaq nya bermasalah | bgmn?”
2. “Para ‘ulama yang ‘amilin & shalihin mempelajari ilmu dari guru-gurunya sekaligus mencerap & meneladani #Akhlaq mereka.” -Ibn Sirrin-
3. “Guru-guru kami senantiasa melazimkan bepergian setidaknya 2 tahun sekali untuk mengasah #Akhlaq mulianya.” -Al Hasan Al Bashri-
4. “Mempelajari #Akhlaq dari ‘ulama yang kau pergauli tiap harinya, lebih berharga daripada banyak bicara dengan mereka.” -Habib ibn Syahid-
5. “#Akhlaq-ku ialah menyimak tiap huruf guruku seakan belum pernah kudengar & kuharap seluruh anggota badanku punya telinga.” -Asy Syafi’i-
6. “Kuburu #Akhlaq tuk diteladani dari tiap insan nan kutemui, bagai seorang ibu yang mencari anak semata wayang nan hilang.” -Asy Syafi’i-
7. “Majlis Imam Ahmad dihadiri 50.000 orang; 500 orang saja nan mencatat hadits. Sisanya memperhatikan #Akhlaq & adab beliau.” -Adz Dzahabi-
8. “Aku bergaul dengan Ahmad ibn Hanbal 12 tahun lamanya. Tak satupun hadits kutulis. Kuperhatikan selalu #Akhlaq nya saja.” -Al Muthawwa’i-
9. “Aku belajar #Akhlaq 30 th lamanya. Aku belajar ilmu 20 th lamanya. Yang 20 tahun itu tiada bernilai tanpa 30 tahunnya.” -Ibn Al Mubarak-
10. “Jadikan ‘amalmu sebagai garam & #Akhlaq-mu sebagai gandumnya. Jangan sebaliknya. Itulah roti terlezat bagi hati nan lapar.” -Al Qarafi-
11. “Aku menyela guruku di majlisnya & bertanya. Maka murid lain menegurku; “Perbaiki adab & #Akhlaq-mu, kan kuberikan jawabnya.” -Ibn Sina-
12. “Inti Din adalah #Akhlaq. ‘Aqidah & ibadah itu akhlaq pada Allah, muamalah ialah akhlaq pada sesama, begitu seterusnya.” -Ibn ‘Utsaimin-
13. “Al Bukhari hafal sejuta hadits. Banyak ucapan berharga lalu digugurkannya karena Rawi-nya tak menjaga #Akhlaq pada hewan.” -Al Arnauth-
Demikian Shalih(in+at) 13 quotes #Akhlaq; Ia penanda kesempurnaan akal. Palsulah yang mengaku berilmu tapi tak beradab dalam kata & laku.
Sebab yang berilmu adalah ia nan paling menjaga tunduk-takutnya pada Allah ‘Azza wa Jalla (QS35: 28) lalu hiasi diri dengan #Akhlaq terpuji.
Memang benar “Lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapanya”, tapi kita seharusnya mengupayakan diri agar layak didengar. Dengan #Akhlaq;)
Maksud No.13 —> Misal: untuk menangkap binatang, dia manggil-manggil seakan mau kasih makan padahal tidak;)
Q-A
Al Muthawwa’i hafal hadits tanpa mencatat;P “@duwisusilo: @salimafillah lbh utama m’catat ilmu apa perhatikan akhlak sang mu’alim?”
Bagian dari akhlaq saya adalah untuk tidak mengomentarinya:) “@jsattaubah: Jk ada Ustadz yg merokok berarti #Akhlaq nya bermasalah | bgmn?”
Selasa, 22 Februari 2011
Kultwit #istighfar oleh @salimafillah
IRONI: Orang nan banyak berdosa biasanya sedikit beristighfar. Orang yang sedikit dosa, banyak beristighfar.
1. Moga Allah jaga kita dari banyak berdosa hingga tak sempat ber-#istighfar. Moga dijadikanNya kita sibuk istighfar & tak sempat berdosa.
2. Yang ber #istighfar itu menggembirakan Allah melebihi bahagia orang yang untanya kembali setelah hilang di gurun. (HR Al Bukhari-Muslim)
3. Yang ber #istighfar itu dicintai Allah (QS 2: 222) Orang yang bertaubat adalah kekasih kesayanganNya (HR Ibn Majah).
4. Yang ber #istighfar itu diampuni khilafnya, dihapus kesalahannya, & disembuhkan dari dosanya seperti terobatinya penyakit. (Qatadah, RA)
5. Yang ber #istighfar itu diampuni dosanya bagai selamatnya terpidana yang dimaafkan korbannya, dihapus bukti-buktinya, dipulihkan namanya.
6. Yang ber #istighfar selamat dari neraka seperti selamatnya puncak gunung dari gelap jurang & timur dari sentuhan barat. (HR An Nasa’i)
7. Yang ber #istighfar dapat balasan surga, di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal di dalamnya, sebaik-baik pahala amal. (QS 3: 135-136)
8. Yang ber #istighfar itu mengecewakan syaithan yang bersumpah dengan kemuliaan Allah tuk sesatkan insan selama ruh di jasadnya. (HR Ahmad)
9. Yang ber #istighfar membuat syaithan putus asa sebab segala jerih payahnya di dunia justru buat si hamba termuliakan di surga. (Ali, RA)
10. #Istighfar meredam ‘adzab nan nyaris saja menimpa (QS 8: 33). Allah takkan ilhamkan istighfar pada mereka nan hendak di’adzab. (Ali, RA)
11. Sesiapa ber #istighfar terGEMBIRAkan di tiap duka, terLAPANGkan dalam sempitnya, & RIZQI dari arah tak terduga. (HR Ahmad & Abu Dawud)
12. Rizqi seseorang bisa tertahan oleh dosa-dosanya (HR Ahmad dll) Pembukanya #istighfar, maka langit & bumi curahkan rizqi. (QS 71: 10-12)
13. #Istighfar itu membersihkan hati, seteluh dikeruhkan dosa yang bagai noktah hitam. (HR At Tirmidzi) Hati bersih, suci pula fikir & laku.
14. Seseorang DIANGKAT DERAJAT-nya di surga, lalu dia bertanya pada Allah: Mengapa? Dijawab: Karena #istighfar anakmu untukmu. (HR Ahmad)
15. #Istighfar adalah sunnah Nabi SAW yang beliau tekankan bahkan dengan angka 70 & 100 per hari (HR Al Bukhari). Mengikut sunnah itu mulia.
16. Yang ber #istighfar adalah sebaik-baik anak Adam yang semua berkesalahan & semulia-mulia hambaNya. (HR At Tirmidzi, Ibn Majah, Al Hakim)
17. #Istighfar adalah sifat dari hamba Allah yang sejati nan melekat dengan sifat sabar, benar, berketaatan, & dermawan. (QS 3: 15-17)
18. #Istighfar itu menyelamatkan dari sifat zhalim, sebab yang tak mau bertaubat hakikatnya menzhalimi diri & orang lain. (QS 7: 23, 49: 11)
19. #Istighfar itu mempermudah karunia KETURUNAN & harta luar biasa berupa kebun produktif & sungai pribadi nan mengalir. (QS 71: 10-12)
20. #Istighfar itu mencegah paceklik kekeringan, mengundang hujan yang menyuburkan bumi, & menguatkan negara-bangsa. (QS 11: 52)
21. #Istighfar menghadirkan keberuntungan (QS 24: 31). ‘Aisyah: beruntunglah yang catatan amalnya terisi banyak istighfar. (HR Al Bukhari)
22. #Istighfar itu menjadikan keburukan & kejahatan dalam diri diganti Allah dengan tersemayamnya kebajikan. (QS 25: 70)
23. #Istighfar itu menjaga iman si pendosa “..Selama dia bertaubat & yakin tiada yang mengampuni kecuali Allah, maka dia mukmin.” (HR Ahmad)
24. #Istighfar mempertahankan keberadaan iman. “Berdosa-bertaubat-berdosa-bertaubat dst, masih termasuk cirinya mukmin.” -Hasan Al Bashri-
1. Moga Allah jaga kita dari banyak berdosa hingga tak sempat ber-#istighfar. Moga dijadikanNya kita sibuk istighfar & tak sempat berdosa.
2. Yang ber #istighfar itu menggembirakan Allah melebihi bahagia orang yang untanya kembali setelah hilang di gurun. (HR Al Bukhari-Muslim)
3. Yang ber #istighfar itu dicintai Allah (QS 2: 222) Orang yang bertaubat adalah kekasih kesayanganNya (HR Ibn Majah).
4. Yang ber #istighfar itu diampuni khilafnya, dihapus kesalahannya, & disembuhkan dari dosanya seperti terobatinya penyakit. (Qatadah, RA)
5. Yang ber #istighfar itu diampuni dosanya bagai selamatnya terpidana yang dimaafkan korbannya, dihapus bukti-buktinya, dipulihkan namanya.
6. Yang ber #istighfar selamat dari neraka seperti selamatnya puncak gunung dari gelap jurang & timur dari sentuhan barat. (HR An Nasa’i)
7. Yang ber #istighfar dapat balasan surga, di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal di dalamnya, sebaik-baik pahala amal. (QS 3: 135-136)
8. Yang ber #istighfar itu mengecewakan syaithan yang bersumpah dengan kemuliaan Allah tuk sesatkan insan selama ruh di jasadnya. (HR Ahmad)
9. Yang ber #istighfar membuat syaithan putus asa sebab segala jerih payahnya di dunia justru buat si hamba termuliakan di surga. (Ali, RA)
10. #Istighfar meredam ‘adzab nan nyaris saja menimpa (QS 8: 33). Allah takkan ilhamkan istighfar pada mereka nan hendak di’adzab. (Ali, RA)
11. Sesiapa ber #istighfar terGEMBIRAkan di tiap duka, terLAPANGkan dalam sempitnya, & RIZQI dari arah tak terduga. (HR Ahmad & Abu Dawud)
12. Rizqi seseorang bisa tertahan oleh dosa-dosanya (HR Ahmad dll) Pembukanya #istighfar, maka langit & bumi curahkan rizqi. (QS 71: 10-12)
13. #Istighfar itu membersihkan hati, seteluh dikeruhkan dosa yang bagai noktah hitam. (HR At Tirmidzi) Hati bersih, suci pula fikir & laku.
14. Seseorang DIANGKAT DERAJAT-nya di surga, lalu dia bertanya pada Allah: Mengapa? Dijawab: Karena #istighfar anakmu untukmu. (HR Ahmad)
15. #Istighfar adalah sunnah Nabi SAW yang beliau tekankan bahkan dengan angka 70 & 100 per hari (HR Al Bukhari). Mengikut sunnah itu mulia.
16. Yang ber #istighfar adalah sebaik-baik anak Adam yang semua berkesalahan & semulia-mulia hambaNya. (HR At Tirmidzi, Ibn Majah, Al Hakim)
17. #Istighfar adalah sifat dari hamba Allah yang sejati nan melekat dengan sifat sabar, benar, berketaatan, & dermawan. (QS 3: 15-17)
18. #Istighfar itu menyelamatkan dari sifat zhalim, sebab yang tak mau bertaubat hakikatnya menzhalimi diri & orang lain. (QS 7: 23, 49: 11)
19. #Istighfar itu mempermudah karunia KETURUNAN & harta luar biasa berupa kebun produktif & sungai pribadi nan mengalir. (QS 71: 10-12)
20. #Istighfar itu mencegah paceklik kekeringan, mengundang hujan yang menyuburkan bumi, & menguatkan negara-bangsa. (QS 11: 52)
21. #Istighfar menghadirkan keberuntungan (QS 24: 31). ‘Aisyah: beruntunglah yang catatan amalnya terisi banyak istighfar. (HR Al Bukhari)
22. #Istighfar itu menjadikan keburukan & kejahatan dalam diri diganti Allah dengan tersemayamnya kebajikan. (QS 25: 70)
23. #Istighfar itu menjaga iman si pendosa “..Selama dia bertaubat & yakin tiada yang mengampuni kecuali Allah, maka dia mukmin.” (HR Ahmad)
24. #Istighfar mempertahankan keberadaan iman. “Berdosa-bertaubat-berdosa-bertaubat dst, masih termasuk cirinya mukmin.” -Hasan Al Bashri-
Langganan:
Postingan (Atom)